untuk revisi konsensus ... perlu dicermatiJakarta (ANTARA) - Pakar militer dan pertahanan Anton Aliabbas menilai rencana revitalisasi di Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), terutama terkait revisi konsensus, yang ditawarkan calon presiden Ganjar Pranowo perlu dicermati lebih lanjut.
"Tawaran tentang revitalisasi ASEAN, terutama untuk revisi konsensus ini merupakan perdebatan yang perlu dicermati," kata Anton kepada ANTARA di Jakarta, Minggu malam (7/1).
Komentar Anton itu merujuk pada jawaban Ganjar atas pertanyaan tentang kontribusi yang bisa diberikan Indonesia terhadap penyelesaian isu Laut China Selatan dalam Debat Ketiga Capres Pemilu 2024 di Istora Senayan Jakarta, Minggu.
Anton menilai rencana revisi konsensus ASEAN itu perlu dicermati, karena konsensus tersebut adalah salah satu alat ikat yang sampai saat ini menyatukan ASEAN.
Baca juga: Anies: Indonesia harus pimpin ASEAN atasi ancaman Laut Cina Selatan
"Bagi saya, konsensus itu adalah salah satu alat ikat kenapa ASEAN bisa bertahan sampai sekarang," jelas Anton.
Meskipun tidak begitu sependapat dengan pernyataan Ganjar, Anton mengapresiasi tawaran lain cari capres nomor urut 3 itu terkait penyelesaian isu Laut China Selatan.
"Saya kira ini menjadi menarik, karena ini menunjukkan bahwa Indonesia yang harus berperan sentral, bagaimana Indonesia bisa mengusung kesepakatan sementara" jelasnya.
Sementara itu, Anton menilai pendapat capres nomor urut 1 Anies Baswedan terkait ASEAN bertolak belakang dengan tawaran yang disampaikan Ganjar.
Baca juga: Pengamat nilai solusi 3 capres soal Laut China Selatan kurang mendalam
"Bagaimana dia (Anies) ingin mendorong regional block, ASEAN sebagai regional block. Indonesia sebagai leader ASEAN dan ASEAN muncul sebagai regional block. Ini sebenarnya senada dengan apa yang ditulis di visi dan misinya," kata Anton.
Kemudian, soal tanggapan capres nomor urut 2 Prabowo Subianto terkait isu geopolitik, Anton menilai Prabowo hanya mengulang apa yang sudah dia bicarakan sebelumnya tentang perlunya memperkuat kekuatan pertahanan Indonesia.
"Ini jelas merepetisi apa yang sudah dia bicarakan sebelumnya, bagaimana kekuatan pertahanan Indonesia itu harus diperkuat," ujar Anton.
Baca juga: Pengamat sebut Prabowo tak bisa sembarangan buka data Kemhan ke publik
Pewarta: Katriana
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2024
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2024