Jakarta (ANTARA) - Koordinator Fanta Digital, bagian dari Tim Kampanye Nasional Pemilih Muda (TKN Fanta) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Arif Angga meyakini hilirisasi digital yang dicanangkan pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 2 berpotensi meningkatkan ekonomi nasional.
"Hilirisasi Digital yang disebut Mas Gibran akan mengaktifkan banyak potensi ekonomi. Pengguna internet di Indonesia baru mencapai 77 persen. Dengan hilirisasi digital, kita memastikan semua masyarakat merasakan manfaat," kata Arif saat diskusi "Anak Muda Bicara Visi Digital" di Fanta HQ, Jakarta, Rabu.
Arif mengatakan tingginya penggunaan internet akan berpengaruh kepada keoptimalan potensi ekonomi. Saat ini baru sekira 20 juta masyarakat Indonesia yang mengaktifkan internet banking dan sekitar 80 juta orang masih menggunakan rekening konvensional.
"Jika hilirisasi digital bisa dilakukan, maka potensi ekonomi bisa lebih optimal," katanya.
Menurut Arif hilirisasi digital akan memberikan banyak manfaat di masa depan termasuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) melalui penguatan literasi digital.
"Kemudian dibarengi dengan penyempurnaan infrastruktur yang akan memudahkan masyarakat untuk mengembangkan potensi ekonomi digital, yang nantinya akan terbentuk aplikasi buatan anak negeri yang bisa bersaing secara global," ujarnya.
Baca juga: Hilirisasi jadi kata paling sering disebut Gibran dalam debat cawapres
Wakil Komandan Fanta Ulta Levenia menekankan pentingnya kemandirian dalam pengelolaan sistem digital, termasuk penguatan keamanan siber yang menjadi salah satu fokus program hilirisasi digital.
"Dalam bidang terorisme, kita mengenal adanya cyber terror, bentuk lanjutan dari terorisme konvensional. Untuk itu, kita harus mencapai kemandirian dalam pengelolaan sistem digital yang bisa mencegah kebocoran data," kata Ulta.
Ia mengatakan Gibran memiliki visi untuk membangun pusat siber di berbagai daerah dalam program hilirisasi digital.
"Hal ini juga akan menumbuhkan UMKM berbasis teknologi, sehingga ke depan UMKM kita akan melahirkan banyak inovasi teknologi, karena saat ini UMKM kita masih didominasi oleh makanan dan minuman," ujarnya.
Menurut Ulta masyarakat harus mulai mengikuti perkembangan teknologi berbasis digital, oleh karena itu hilirisasi digital penting agar masyarakat bisa memanfaatkan teknologi dan bukan diperbudak oleh teknologi.
Ia mencontohkan aplikasi TikTok di China yang bisa menjadi media edukasi, karena pemerintah punya kewenangan untuk mengatur algoritmanya.
"Di China, pengguna aplikasi TikTok yang berusia 14 tahun ke bawah, muatan kontennya berbentuk edukasi. Pemerintah punya kewenangan mengatur algoritmanya, kita harus punya visi ke arah sana. Karena tidak mungkin kita mengisolasi masyarakat dari perkembangan teknologi, jangan sampai teknologi menjadi ‘back fire’ bagi kita," katanya.
Baca juga: Prabowo soal debat kedua: Hanya Gibran yang berani bicara hilirisasi
Baca juga: Prabowo sebut hilirisasi, anti-korupsi, dan digitalisasi kunci RI maju
Sementara itu, Wakil Koordinator Fanta Digital, Iqbal Aristya menyebutkan hilirisasi digital melahirkan banyak talenta muda di bidang blockchain dan kripto.
"Hilirisasi digital akan menumbuhkan talenta-talenta muda dalam bidang blockchain dan kripto. Hal ini bagus untuk ekonomi kita di masa depan. Karena kripto dan blockchain akan semakin berkembang di masa depan," kata Iqbal.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI pada hari Senin (13/11) menetapkan tiga bakal pasangan calon presiden dan wakil presiden menjadi peserta Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024.
Hasil pengundian dan penetapan nomor urut peserta Pilpres 2024 pada hari Selasa, 1 Baswedan-Muhaimin Iskandar nomor urut 1, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nomor urut 2, dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md. nomor urut 3.
KPU menetapkan masa kampanye mulai 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024, kemudian jadwal pemungutan suara pada tanggal 14 Februari 2024
Baca juga: Gerakan Rakyat: Kader alumni HMI dan PMI wajib dukung AMIN
Baca juga: Ganjar sarankan DPR panggil KPU klarifikasi surat suara di Taipei
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2023