Kementerian PPPA ajak anak jadi pelopor pemilih pemula yang cerdas 

Delapan parpol penuhi ambang batas parlemen, PDIP suara terbanyak
Asisten Deputi Pemenuhan Hak Sipil, Informasi dan Partisipasi Anak KemenPPPA Endah Sri Rejeki. (ANTARA/ HO-Kemen PPPA)
Kita harus mempersiapkan mereka menjadi pemilih pemula. Kesadaran dan pendidikan politik yang baik pada anak harus dibangun karena mereka berperan dalam menentukan masa depan
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) mengajak seluruh anak Indonesia untuk menjadi pelopor pemilih pemula yang cerdas dalam Pemilu 2024 dan turut andil dalam mencegah praktik penyalahgunaan anak dalam kegiatan politik praktis.

"Kita harus mempersiapkan mereka menjadi pemilih pemula. Kesadaran dan pendidikan politik yang baik pada anak harus dibangun karena mereka berperan dalam menentukan masa depan," kata Asisten Deputi Pemenuhan Hak Sipil, Informasi, dan Partisipasi Anak Kementerian PPPA Rr Endah Sri Rejeki saat dikonfirmasi di Jakarta, Rabu.

Ia mengatakan pelibatan anak dalam kegiatan politik praktis selama ini mengandung risiko dan cenderung eksploitatif sehingga perlu dicegah.

"Berbagai bentuk pelibatan anak dalam praktik politik praktis seperti menggunakan anak-anak sebagai massa kampanye politik, menjadikan anak sebagai bintang atau juru kampanye politik, dan memanipulasi data anak yang belum memiliki hak pilih agar dapat mengikuti pemilihan, merupakan segelintir contoh nyata pelibatan anak di dalam kegiatan politik yang bersifat eksploitatif," katanya.

Baca juga: KemenPPPA: Perlu upaya tingkatkan pengetahuan politik bagi anak

Pihaknya menyoroti penyalahgunaan anak dalam kegiatan kampanye partai politik tersebut telah menciptakan stigma politik pada anak bahwa politik itu kotor, rumit, penuh kecurangan, dan bukan untuk anak.

"Akibatnya stigma tersebut menciptakan jarak antara anak dan politik, sehingga anak memiliki keengganan membahas politik. Padahal sebenarnya anak memiliki hak dalam politik," ujar Endah Sri Rejeki.

Ia mengatakan banyak anak memiliki informasi dan pengetahuan yang kurang memadai terkait politik dan demokrasi sehingga tidak sedikit dari mereka yang bersikap apatis terhadap politik.

Minimnya literasi politik dan informasi yang kurang tepat menyebabkan anak-anak cenderung enggan berdiskusi atau membahas hal-hal yang berkaitan dengan politik.

Baca juga: Pengamat: Keterlibatan anak capres jadi strategi gaet pemilih muda
Baca juga: Gerakan Rakyat AMIN mulai menyasar pemilih pemula dan milenial
Pewarta:
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023
BPP sebut rekonsiliasi Jokowi-Prabowo ciptakan kebijakan tepat Sebelumnya

BPP sebut rekonsiliasi Jokowi-Prabowo ciptakan kebijakan tepat

Logistik Pilkada untuk Kabupaten Tangerang mulai didistribusikan ke TPS Selanjutnya

Logistik Pilkada untuk Kabupaten Tangerang mulai didistribusikan ke TPS