“Pelarian dari jawaban yang harus diberikan dalam debat dengan berjoget dan mencibir serta emosional yang tidak tertahankan, sudah lebih dari cukup dari indikasi dari ketidakberesan pengolahan verbal dan non verbal,”Jakarta (ANTARA) -
Pakar komunikasi politik sekaligus direktur Nusakom Pratama Institute Ari Junaedi menanggapi pernyataan Prabowo Subianto di acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Partai Gerindra yang seolah-olah menyinggung pernyataan capres Anies Baswedan terkait kode etik.
Dalam pernyataan tersebut, Prabowo seolah-olah menyinggung pertanyaan dari capres nomor urut 1, Anies Baswedan saat debat perdana yang mempertanyakan perasaan Prabowo soal putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang meloloskan Gibran Rakabuming Raka sebagai Cawapres pendampingnya.
"Bagaimana perasaan Mas Prabowo? Soal etik, etik, etik, ndasmu (kepalamu) etik. Saya ingin baik-baik, aku ingin rukun. Aku ingin, mari kita maju untuk rakyat. Anies itu nyerang-nyerang. Dulu mau menjadi menterinya Pak Jokowi, sekarang menyindir Pak Jokowi,” kata Prabowo di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat yang kemudian disambut tepuk tangan oleh kader Gerindra pada Jumat (15/12).
Anies menyebut putusan MK yang memuluskan jalan Gibran Rakabuming sebagai cawapres itu cacat lantaran melibatkan pelanggaran etika berat Ketua MK Anwar Usman saat itu, sebagaimana putusan Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) pada 7 November lalu. Anwar Usman sendiri merupakan Paman dari Gibran dan juga adik ipar dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Menanggapi pernyataan Prabowo tersebut, Ari Junaedi mengatakan ucapan Prabowo semakin menunjukkan sifat aslinya yang anti kritik.
“Pernyataan-pernyataan Prabowo baik dalam forum debat maupun dalam forum resmi dan internal partai semakin menunjukkan adanya ketidaksinkronan pola komunikasi yang terbangun di otaknya dengan persepsi ucapannya,” kata Ari melalui keterangannya di Jakarta pada Sabtu.
Dalam psikologi komunikasi, sambung Ari, kondisi seperti Prabowo sangat tidak layak untuk dijadikan pemimpin karena ketidakmampuan olah verbalnya.
“Pelarian dari jawaban yang harus diberikan dalam debat dengan berjoget dan mencibir serta emosional yang tidak tertahankan, sudah lebih dari cukup dari indikasi dari ketidakberesan pengolahan verbal dan non verbal,” ucap Ari.
Sebelumnya, Ketua Umum (Ketum) Gerindra Prabowo Subianto memimpin sekaligus memberikan arahan kepada kader dalam Rakernas Gerindra yang digelar secara tertutup, Jumat (15/12). Prabowo mengungkap dalam rakernas itu, partainya konsolidasi menggencarkan kampanye di Pemilu 2024.
Diketahui Gerindra mengadakan Rakernas yang melibatkan seluruh struktur partai hingga calon anggota DPR RI dan calon anggota DPRD tingkat provinsi, kabupaten, kota.
Prabowo juga memberikan instruksi ke para kadernya. Dia meminta seluruh kader turun ke rakyat mensosialisasikan program-program yang ditawarkan.
Prabowo menjamin program yang ditawarkannya merupakan blueprint atau cetak biru dari kelanjutan pembangunan era pemerintahan Joko Widodo (Jokowi).
Pewarta: Hendri Sukma Indrawan
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2023
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2023