Jakarta (ANTARA) - Jama'ah Muslimin Hizbullah berpesan agar seluruh umat Islam menghadirkan suasana kehidupan yang kondusif khususnya di tahun politik menjelang Pemilu Serentak 2024.
"Kami mengajak kaum muslimin untuk membangun kekompakan dan menjadi benteng utama bangsa Indonesia untuk menolak semua bentuk ancaman perpecahan. Di antara sesama muslim, pada situasi seperti ini, hendaknya lebih menghayati dan mengamalkan perintah Allah untuk membangun kekuatan berbasis persatuan," kata Amir Majelis Ukhuwah Pusat Jama'ah Muslimin (Hizbullah) Syakuri dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat.
Syakuri mengatakan pemilu adalah salah satu pelaksanaan pilar demokrasi yang hendaknya dilakukan dengan penuh rasa gembira dan damai.
"Siapa pun pemimpin yang terpilih, itulah kehendak Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka, mari kuatkan bersama. Kebijakan baiknya kita dukung dan bila ada kekurangan dan kesalahan, kita sampaikan nasihat yang konstruktif," jelas Syakuri.
Baca juga: Pengamat: Pemilu 2024 lancar jadi kunci jaga kepercayaan investor
Jama'ah Muslimin juga menyerukan kepada segenap elemen bangsa agar menjaga ukhuwah Islamiyah (persaudaraan umat Islam), wathaniyah (persaudaraan bangsa), dan basyariyah (persaudaraan umat manusia).
"Para kontestan dan konstituen Pemilu dan Pilkada 2024 adalah Saudara. Tidak ada alasan perbedaan pilihan mengakibatkan terganggunya persaudaraan apalagi menyebabkan permusuhan," ujarnya.
Jama'ah Muslimin juga menyerukan kepada segenap elite partai politik peserta Pemilu 2024 untuk mengedukasi internal partai bersama para pendukungnya agar menghadirkan suasana pemilu yang sejuk, ramah, santun, dan tidak memprovokasi massa.
Selanjutnya, Jama'ah Muslimin meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU), Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), dan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) supaya melaksanakan amanat secara adil, jujur, transparan, taat aturan, serta tidak melanggar ketentuan perundangan yang berlaku dan dapat dipertanggungjawabkan kepada segenap rakyat dan bangsa Indonesia.
Baca juga: Bahlil yakinkan investor Singapura, Pemilu tak ganggu iklim investasi
"Kami mengajak kaum muslimin untuk membangun kekompakan dan menjadi benteng utama bangsa Indonesia untuk menolak semua bentuk ancaman perpecahan. Di antara sesama muslim, pada situasi seperti ini, hendaknya lebih menghayati dan mengamalkan perintah Allah untuk membangun kekuatan berbasis persatuan," kata Amir Majelis Ukhuwah Pusat Jama'ah Muslimin (Hizbullah) Syakuri dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat.
Syakuri mengatakan pemilu adalah salah satu pelaksanaan pilar demokrasi yang hendaknya dilakukan dengan penuh rasa gembira dan damai.
"Siapa pun pemimpin yang terpilih, itulah kehendak Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka, mari kuatkan bersama. Kebijakan baiknya kita dukung dan bila ada kekurangan dan kesalahan, kita sampaikan nasihat yang konstruktif," jelas Syakuri.
Baca juga: Pengamat: Pemilu 2024 lancar jadi kunci jaga kepercayaan investor
Jama'ah Muslimin juga menyerukan kepada segenap elemen bangsa agar menjaga ukhuwah Islamiyah (persaudaraan umat Islam), wathaniyah (persaudaraan bangsa), dan basyariyah (persaudaraan umat manusia).
"Para kontestan dan konstituen Pemilu dan Pilkada 2024 adalah Saudara. Tidak ada alasan perbedaan pilihan mengakibatkan terganggunya persaudaraan apalagi menyebabkan permusuhan," ujarnya.
Jama'ah Muslimin juga menyerukan kepada segenap elite partai politik peserta Pemilu 2024 untuk mengedukasi internal partai bersama para pendukungnya agar menghadirkan suasana pemilu yang sejuk, ramah, santun, dan tidak memprovokasi massa.
Selanjutnya, Jama'ah Muslimin meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU), Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), dan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) supaya melaksanakan amanat secara adil, jujur, transparan, taat aturan, serta tidak melanggar ketentuan perundangan yang berlaku dan dapat dipertanggungjawabkan kepada segenap rakyat dan bangsa Indonesia.
Baca juga: Bahlil yakinkan investor Singapura, Pemilu tak ganggu iklim investasi
Pewarta: Hendri Sukma Indrawan
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2023
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2023