Jakarta (ANTARA) -
Analis politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Zaki Mubarak menganggap wajar jika ketua Umum PDI Perjuangan berada di garda terdepan Pemilihan Presiden 2024.
Dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis, Syarif mengatakan Megawati kian intens menghadiri kegiatan politik terkait Pipres 2024. Mega bahkan hampir tak pernah absen dalam rapat mingguan para petinggi koalisi partai politik pendukung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Ganjar Pranowo dan Mahfud MD di Gedung High End.
"Mega lebih intens di acara-acara PDIP dan pemenangan. Ini terkait dengan penetrasi yang makin intens ke basis-basis PDI-P untuk pendukung Ganjar," katanya.
Baca juga: Ganjar klaim paham visi Jokowi soal IK
Baca juga: Ganjar tetap prioritaskan daerah 3T di tengah pembangunan IKN
Menurut dia, berbeda dengan Pilpres 2019, saat ini Mega dituntut turun gunung untuk mendongkrak semangat juang para kader PDIP. Ia mengatakan Mega bisa dikatakan satu-satunya ketum parpol yang berani menggelar perang urat syaraf terbuka dengan Joko Widodo.
Dalam acara konsolidasi relawan Ganjar-Mahfud, akhir November 2023, Mega bahkan sempat menyebut praktik-praktik penyalahgunaan kekuasaan yang terjadi saat ini mirip dengan era Orde Baru. Ia juga membakar semangat para relawan agar serius berjuang untuk memenangkan Ganjar-Mahfud.
Sejauh ini, menurut Zaki, hanya Mega yang punya daya ungkit untuk memanaskan mesin politik PDIP yang terancam bekerja setengah hati untuk memenangkan Ganjar-Mahfud. Ia meyakini manuver-manuver politik Mega bisa menghasilkan efek elektoral bagi pasangan Ganjar-Mahfud.
"Tuah politik ini tampaknya kurang pada diri Mbak Puan. Kehadiran dan manuvernya tidak banyak mendapat sambutan dan kurang memiliki efek elektoral. Di internal PDIP dan koalisi pengusung Ganjar, ada keyakinan hanya Bu Mega yang dapat menandingi dan membendung pengaruh Pak Lurah," ungkapnya.
Selain itu, Zaki meyakini Mega akan lebih banyak turun ke gelanggang politik Pilpres 2024. Selain membantu mendongkrak elektabilitas Ganjar-Mahfud yang cenderung stagnan, Mega punya misi untuk mengamankan posisi PDIP di pentas Pileg 2024.
"Bagi Megawati, kontestasi Pilpres 2024 tampaknya menjadi ajang pembuktian pengaruh dan harga diri. Setelah merasa ditelikung dan dikhianati, tampilnya bu Mega juga menjadi jawaban bagi banyak pihak yang mulai meragukan efektivitas dan pengaruhnya di akar rumput," katanya.
Analis politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Zaki Mubarak menganggap wajar jika ketua Umum PDI Perjuangan berada di garda terdepan Pemilihan Presiden 2024.
Dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis, Syarif mengatakan Megawati kian intens menghadiri kegiatan politik terkait Pipres 2024. Mega bahkan hampir tak pernah absen dalam rapat mingguan para petinggi koalisi partai politik pendukung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Ganjar Pranowo dan Mahfud MD di Gedung High End.
"Mega lebih intens di acara-acara PDIP dan pemenangan. Ini terkait dengan penetrasi yang makin intens ke basis-basis PDI-P untuk pendukung Ganjar," katanya.
Baca juga: Ganjar klaim paham visi Jokowi soal IK
Baca juga: Ganjar tetap prioritaskan daerah 3T di tengah pembangunan IKN
Menurut dia, berbeda dengan Pilpres 2019, saat ini Mega dituntut turun gunung untuk mendongkrak semangat juang para kader PDIP. Ia mengatakan Mega bisa dikatakan satu-satunya ketum parpol yang berani menggelar perang urat syaraf terbuka dengan Joko Widodo.
Dalam acara konsolidasi relawan Ganjar-Mahfud, akhir November 2023, Mega bahkan sempat menyebut praktik-praktik penyalahgunaan kekuasaan yang terjadi saat ini mirip dengan era Orde Baru. Ia juga membakar semangat para relawan agar serius berjuang untuk memenangkan Ganjar-Mahfud.
Sejauh ini, menurut Zaki, hanya Mega yang punya daya ungkit untuk memanaskan mesin politik PDIP yang terancam bekerja setengah hati untuk memenangkan Ganjar-Mahfud. Ia meyakini manuver-manuver politik Mega bisa menghasilkan efek elektoral bagi pasangan Ganjar-Mahfud.
"Tuah politik ini tampaknya kurang pada diri Mbak Puan. Kehadiran dan manuvernya tidak banyak mendapat sambutan dan kurang memiliki efek elektoral. Di internal PDIP dan koalisi pengusung Ganjar, ada keyakinan hanya Bu Mega yang dapat menandingi dan membendung pengaruh Pak Lurah," ungkapnya.
Selain itu, Zaki meyakini Mega akan lebih banyak turun ke gelanggang politik Pilpres 2024. Selain membantu mendongkrak elektabilitas Ganjar-Mahfud yang cenderung stagnan, Mega punya misi untuk mengamankan posisi PDIP di pentas Pileg 2024.
"Bagi Megawati, kontestasi Pilpres 2024 tampaknya menjadi ajang pembuktian pengaruh dan harga diri. Setelah merasa ditelikung dan dikhianati, tampilnya bu Mega juga menjadi jawaban bagi banyak pihak yang mulai meragukan efektivitas dan pengaruhnya di akar rumput," katanya.
Pewarta: Fauzi
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2023
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2023