Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Umum (Sekum) Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) Nasyirul Falah Amru atau Gus Falah menilai tingginya elektabilitas Ganjar-Mahfud MD itu disebabkan adanya hubungan sejarah yang erat antara PDIP dengan warga Nahdliyin.
Dia mengungkapkan ada hal yang menyebabkan elektabilitas Ganjar-Mahfud "kokoh" di kiai dan santri NU, yaitu faktor kesejarahan dan alasan sosiologis. Karena itu, menurut dia, tidak mengherankan bahwa Ganjar-Mahfud merupakan pilihan tepat bagi kiai dan santri NU.
"Saat itu, PNI tidak kaget ada NU, begitu pula NU tidak kaget ada PNI. Sekarang pun, PDIP senang dan apresiasi keberadaan NU, NU pun begitu apresiasi adanya PDIP," ujar Gus Falah di Jakarta, Rabu.
Gus Falah menyebutkan bahwa hubungan sejarah antara kalangan nasionalis-religius sudah terjalin sejak lama, sebelum Indonesia merdeka.
Selain itu, di tingkat masyarakat, hubungan baik PDIP-NU terlihat dalam berbagai kesempatan, ketika ada acara NU dan Nahdliyin pasti ada kader PDIP yang datang.
Baca juga: Gus Nabil: NU dan PDIP saling melengkapi kuatkan Indonesia untuk G20
Baca juga: Megawati sebut PDIP dan NU selalu beriringan
"Kondisi ini sama ketika ada tontonan jaranan, reog ada warga NU yang nonton," ucapnya.
Ketua Tanfidziyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu menilai dari hubungan sejarah yang mengental itu maka tidak salah hasil survei menyebutkan bahwa pasangan Ganjar-Mahfud unggul di kalangan warga NU.
"Lalu faktor kedua, silaturahmi PDIP ke NU selalu hangat. NU ke PDIP pun hangat, ini salah satu faktornya," ujarnya.
Untuk itu, Gus Falah menegaskan bahwa faktor utama tingginya elektabilitas Ganjar-Mahfud di kalangan warga NU adalah kuatnya dukungan di akar rumput atau grassroots.
Ia menilai basis utama PDIP dan NU bertemu hingga di tingkat desa, dusun dan perkampungan sehingga hubungannya semakin menguat.
Baca juga: PDIP rayakan Harlah NU dihadiri Mega dan Gus Miftah
Baca juga: Gus Nabil: PDIP rayakan Harlah NU menguatkan Islam dan nasionalisme
Sebelumnya, Lembaga Alvara Research Center merilis hasil survei terbarunya, hasilnya adalah suara pemilih dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU) terkait tiga bakal pasangan capres dan cawapres menunjukkan angka yang tinggi bagi Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Dalam survei tersebut, Ganjar Pranowo--Mahfud MD memperoleh 36,7 persen, Prabowo Subianto--Gibran Rakabuming Raka 33,2 persen, Anies Baswedan--Muhaimin Iskandar 16,3 persen.
Sementara pemilih NU yang belum memutuskan pilihan sebesar 13,8 persen.
Dia mengungkapkan ada hal yang menyebabkan elektabilitas Ganjar-Mahfud "kokoh" di kiai dan santri NU, yaitu faktor kesejarahan dan alasan sosiologis. Karena itu, menurut dia, tidak mengherankan bahwa Ganjar-Mahfud merupakan pilihan tepat bagi kiai dan santri NU.
"Saat itu, PNI tidak kaget ada NU, begitu pula NU tidak kaget ada PNI. Sekarang pun, PDIP senang dan apresiasi keberadaan NU, NU pun begitu apresiasi adanya PDIP," ujar Gus Falah di Jakarta, Rabu.
Gus Falah menyebutkan bahwa hubungan sejarah antara kalangan nasionalis-religius sudah terjalin sejak lama, sebelum Indonesia merdeka.
Selain itu, di tingkat masyarakat, hubungan baik PDIP-NU terlihat dalam berbagai kesempatan, ketika ada acara NU dan Nahdliyin pasti ada kader PDIP yang datang.
Baca juga: Gus Nabil: NU dan PDIP saling melengkapi kuatkan Indonesia untuk G20
Baca juga: Megawati sebut PDIP dan NU selalu beriringan
"Kondisi ini sama ketika ada tontonan jaranan, reog ada warga NU yang nonton," ucapnya.
Ketua Tanfidziyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu menilai dari hubungan sejarah yang mengental itu maka tidak salah hasil survei menyebutkan bahwa pasangan Ganjar-Mahfud unggul di kalangan warga NU.
"Lalu faktor kedua, silaturahmi PDIP ke NU selalu hangat. NU ke PDIP pun hangat, ini salah satu faktornya," ujarnya.
Untuk itu, Gus Falah menegaskan bahwa faktor utama tingginya elektabilitas Ganjar-Mahfud di kalangan warga NU adalah kuatnya dukungan di akar rumput atau grassroots.
Ia menilai basis utama PDIP dan NU bertemu hingga di tingkat desa, dusun dan perkampungan sehingga hubungannya semakin menguat.
Baca juga: PDIP rayakan Harlah NU dihadiri Mega dan Gus Miftah
Baca juga: Gus Nabil: PDIP rayakan Harlah NU menguatkan Islam dan nasionalisme
Sebelumnya, Lembaga Alvara Research Center merilis hasil survei terbarunya, hasilnya adalah suara pemilih dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU) terkait tiga bakal pasangan capres dan cawapres menunjukkan angka yang tinggi bagi Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Dalam survei tersebut, Ganjar Pranowo--Mahfud MD memperoleh 36,7 persen, Prabowo Subianto--Gibran Rakabuming Raka 33,2 persen, Anies Baswedan--Muhaimin Iskandar 16,3 persen.
Sementara pemilih NU yang belum memutuskan pilihan sebesar 13,8 persen.
Pewarta: Narda Margaretha Sinambela
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2023
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2023