Polisi dalami pembakaran surat suara di Nduga Papua

Delapan parpol penuhi ambang batas parlemen, PDIP suara terbanyak
Kapolres Jayawijaya AKBP Tonny Ananda Swadaya. (Foto: ANTARA News Papua/Marius Frisson Yewun)
Wamena (ANTARA) - Kepala Kepolisian Resor Jayawijaya, Papua AKBP Tonny Ananda Swadaya mengatakan sedang dilakukan penyelidikan terkait perampasan dan pembakaran logistik Pemilu 2019 yang dilakukan kelompok kriminal bersenjata di Kabupaten Nduga.

Kapolres Tonny Ananda, di Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya, Rabu, mengatakan logistik pemilu yang dibakar adalah surat suara milik masyarakat satu distrik, yaitu Distrik Meibarok, Nduga.

"Kami masih melakukan penyelidikan untuk mengetahui modus-modus seperti ini, sebab saat kejadian anggota kami tidak tahu karena jarak antara lokasi kejadian agak jauh dengan polsek," katanya pula.

Ia menyatakan kelompok yang membawa senjata api laras panjang ini, merampas dan membakar logistik pemilu itu pada 22 April lalu, dan mengancam petugas penyelenggara pemilu.

"Intinya mereka meminta tidak boleh ada pelaksanaan pemilu di Distrik Mebarok, mereka merampas dan membakar logistik pemilu serta berita acara tingkat PPS dan PPD," katanya pula.

Polisi menduga aksi kelompok kriminal bersenjata itu ditunggangi oknum calon peserta pemilu Kabupaten Nduga yang tidak puas dengan jumlah suara yang diperoleh.

"Memang aksi perampasan ini benar, cuma saja jangan sampai kelompok ini ditunggangi elit politik yang kecewa dengan hasil pemilihan yang sudah dilakukan," katanya lagi.

Tonny memastikan sedang dikoordinasikan dengan KPU Nduga terkait langkah selanjutnya atas surat suara warga yang dibakar tersebut.
Pewarta:
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2019
Mahfud MD temui Ketua KPU Sebelumnya

Mahfud MD temui Ketua KPU

Herman Deru-Cik Ujang raih 2,2 juta suara pada Pilgub Sumsel 2024 Selanjutnya

Herman Deru-Cik Ujang raih 2,2 juta suara pada Pilgub Sumsel 2024