Jakarta (ANTARA) - Pakar ekonomi Hisar Sirait menilai pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 01 yakni Joko Widodo dan Maruf Amin telah menunjukkan esensi kebijakan-kebijakan yang harus dikerjakan.
"Pasangan cawapres nomor urut 01 telah menunjukkan esensi hal-hal yang perlu dikerjakan," ujarnya kepada Antara di Jakarta, Sabtu.
Hisar menjelaskan bahwa Pasangan capres-cawapres nomor urut 01 sudah mampu mengelaborasi kebijakan-kebijakan ekonomi dan mampu membedakan mana kebijakan ekonomi makro serta mikro.
"Sedangkan pasangan capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto - Sandiaga Uno masih belum bisa mengelaborasi secara sekuen dan kuat mengenai hal-hal yang harus dilakukan," tutur Rektor Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie itu .
Pasangan capres-cawapres nomor urut 02 juga masih bicara dalam tataran elaborasi perekonomian mikro.
Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo menyatakan bahwa pola pembangunan ekonomi yang didorong tidak hanya sekadar meningkatkan pertumbuhan ekonomi tetapi juga melalui pemerataan sehingga pembangunan nasional bisa benar-benar bersifat "Indonesia sentris".
Selain itu juga mengaku ingin terus memperjuangkan sumber daya alam strategis yang dimiliki Indonesia demi menciptakan kemandirian ekonomi yang adil dan menyejahterakan rakyat, serta ingin terus menciptakan berbagai titik pertumbuhan ekonomi baru sebagai upaya untuk memeratakan keadilan di Tanah Air.
Sedangkan Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto mengatakan kondisi ekonomi ini sudah menyimpang dari cita-cita pendiri bangsa dan tidak membawa kesejahteraan yang sebenarnya bagi seluruh masyarakat.
Selain itu Prabowo menilai arah ekonomi Indonesia sudah salah jalan, karena itu perlu reorientasi strategi pembangunan. Menurut dia, harus ada perencanaan pembangunan industrialisasi dengan melindungi petani dan tidak impor.
Baca juga: Pengamat: Kedua capres jangan bertumpu pada investasi dari satu negara
Baca juga: Kedua capres perlu buat kebijakan investasi yang saling menguntungkan
"Pasangan cawapres nomor urut 01 telah menunjukkan esensi hal-hal yang perlu dikerjakan," ujarnya kepada Antara di Jakarta, Sabtu.
Hisar menjelaskan bahwa Pasangan capres-cawapres nomor urut 01 sudah mampu mengelaborasi kebijakan-kebijakan ekonomi dan mampu membedakan mana kebijakan ekonomi makro serta mikro.
"Sedangkan pasangan capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto - Sandiaga Uno masih belum bisa mengelaborasi secara sekuen dan kuat mengenai hal-hal yang harus dilakukan," tutur Rektor Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie itu .
Pasangan capres-cawapres nomor urut 02 juga masih bicara dalam tataran elaborasi perekonomian mikro.
Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo menyatakan bahwa pola pembangunan ekonomi yang didorong tidak hanya sekadar meningkatkan pertumbuhan ekonomi tetapi juga melalui pemerataan sehingga pembangunan nasional bisa benar-benar bersifat "Indonesia sentris".
Selain itu juga mengaku ingin terus memperjuangkan sumber daya alam strategis yang dimiliki Indonesia demi menciptakan kemandirian ekonomi yang adil dan menyejahterakan rakyat, serta ingin terus menciptakan berbagai titik pertumbuhan ekonomi baru sebagai upaya untuk memeratakan keadilan di Tanah Air.
Sedangkan Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto mengatakan kondisi ekonomi ini sudah menyimpang dari cita-cita pendiri bangsa dan tidak membawa kesejahteraan yang sebenarnya bagi seluruh masyarakat.
Selain itu Prabowo menilai arah ekonomi Indonesia sudah salah jalan, karena itu perlu reorientasi strategi pembangunan. Menurut dia, harus ada perencanaan pembangunan industrialisasi dengan melindungi petani dan tidak impor.
Baca juga: Pengamat: Kedua capres jangan bertumpu pada investasi dari satu negara
Baca juga: Kedua capres perlu buat kebijakan investasi yang saling menguntungkan
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019