Ekonomi yang tumbuh belum dirasakan masyarakat karena lapangan kerja belum tercipta. Pertumbuhan ekonomi lima persen kita sebut sebagai jebakan lima persenJakarta (ANTARA) - Calon Wakil Presiden nomor urut 02 Sandiaga Salahuddin Uno menyebutkan pertumbuhan ekonomi yang dicapai Indonesia sebesar lima persen pada 2018 sebagai jebakan karena dampak pertumbuhan ekonomi tersebut tidak dirasakan oleh masyarakat kecil.
"Ekonomi yang tumbuh belum dirasakan masyarakat karena lapangan kerja belum tercipta. Pertumbuhan ekonomi lima persen kita sebut sebagai jebakan lima persen," kata Sandiaga dalam Debat Kelima Pemilu Presiden yang digelar di Hotel Sultan Jakarta, Sabtu.
Sandiaga menyebutkan bahwa selama kampanye delapan bulan, ia telah mengunjungi 1.550 lokasi dan mendengar keluh kesah, baik dari kaum "emak-emak", milenial, petani, nelayan, hingga guru honorer.
Tema kelima dalam debat terakhir, yakni ekonomi, kesejahteraan sosial, keuangan dan investasi, serta perdagangan dan industri menjadi tema utama yang akan diperjuangkan oleh pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno.
Jika terpilih pada periode 2019-2024, Prabowo-Sandi menjanjikan terciptanya lapangan kerja dan menjaga harga bahan pokok sehingga beban ekonomi dapat berkurang signifikan.
Ada pun Debat kelima Pemilu Presiden 2019 merupakan debat pamungkas sekaligus akan menutup seluruh rangkaian debat yang telah dimulai sejak Januari 2019.
Debat yang digelar di Hotel Sultan Jakarta ini menghadirkan kedua pasangan calon presiden dan wakil presiden baik paslon nomor urut 01 maupun 02.
Sebagaimana diketahui, Pemilu Presiden 2019 yang akan diselenggarakan pada 17 April diikuti dua pasangan calon presiden dan wakil presiden, yakni pasangan nomor urut 01 Joko Widodo dan KH Ma'ruf Amin serta pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno.
Baca juga: Sandiaga dianggap lebih bisa sampaikan program ekonomi ke milenial
Baca juga: Ini potensi serangan kedua kubu di Debat Capres kelima
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019