Jakarta (ANTARA News) - Tim kampanye luar negeri Jokowi-Ma'ruf Amin di Saudi Arabia optimistis pasangan Jokowi-Ma'ruf akan mampu meraih sedikitnya 60 persen suara di Saudi, pada Pilpres nanti.
"Kami meyakini dan optimistis dapat meraih 60 persen atau memenangi pasangan calon presiden-wakil presiden nomor urut 01, Joko Widodo dan KH Ma’ruf Amin, di Saudi Arabia," ujar Ketua TKLN Jokowi-Ma’ruf Arab Saudi, Sharief Rachmat, dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, Senin.
Ia mengatakan, optimisme itu lantaran kepuasan pekerja migran Indonesia (PMI) di Saudi Arabia atas kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo dalam memberikan pelayanan dan perlindungan terhadap PMI.
Selain itu, menurut dia, semangat para pekerja migran Indonesia yang tergabung dalam partai politik dan relawan dari lintas komunitas untuk memenangi Jokowi-Ma'ruf juga tinggi.
Walaupun demikian, TKLN Saudi tak ingin takabur dan akan terus bekerja keras. Hal ini memperhatikan masifnya pergerakan fitnah dan hoaks baik di media sosial maupun di lapangan.
Adapun pasca-terbitnya SK Kepengurusan, TKLN Jokowi-Ma’ruf di Saudi Arabia menggelar Rapat pada tanggal 31 Januari 2019 di kota Riyadh dan 01 Februari 2019 di Jeddah.
Rapat ini selain dalam rangka menyatukan sikap antarpartai politik dan komunitas relawan yang tergabung dalam TKLN Negara Saudi Arabia, juga membahas perihal prestasi, visi misi, dan strategi pemenangan Jokowi-Ma’ruf di Negara Saudi Arabia.
Sekretaris TKLN Jokowi-Ma'ruf di Saudi, Maksum Jalal, mengungkapkan, Jokowi kalah tipis sebesar satu persen dari Prabowo di Arab Saudi pada Pemilu 2014.
Kekalahan itu datang dari kota-kota yang menggunakan metode pemungutan suara Drop Box. Sementara untuk pemungutan suara TPSLN khususnya di kota besar, di antaranya Riyadh dan Jeddah, Jokowi unggul.
Daftar Pemilih Tetap Luar Negeri (DPTLN) di Saudi Arabia pada Pemilu 2019 sebanyak 60.000 lebih pemilih yang tersebar di 43 wilayah atau kota. Jumlah itu belum termasuk WNI yang berstatus overstayer atau undocumented. Dan juga diyakini masih banyak WNI atau ekerja migran Indonesia yang memiliki identitas lengkap namun belum masuk dalam DPTLN.
Pada Pemilu 2019, para WNI atau pekerja migran Indonesia di Arab Saudi akan menggunakan hak suaranya pada 8-11 April 2019 melalui metode pemungutan suara KSK (Kotak Suara Keliling), dan pada 12 April 2019 pemungutan suara di TPSLN (Tempat Pemungutan Suara Luar Negeri).
"Kami meyakini dan optimistis dapat meraih 60 persen atau memenangi pasangan calon presiden-wakil presiden nomor urut 01, Joko Widodo dan KH Ma’ruf Amin, di Saudi Arabia," ujar Ketua TKLN Jokowi-Ma’ruf Arab Saudi, Sharief Rachmat, dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, Senin.
Ia mengatakan, optimisme itu lantaran kepuasan pekerja migran Indonesia (PMI) di Saudi Arabia atas kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo dalam memberikan pelayanan dan perlindungan terhadap PMI.
Selain itu, menurut dia, semangat para pekerja migran Indonesia yang tergabung dalam partai politik dan relawan dari lintas komunitas untuk memenangi Jokowi-Ma'ruf juga tinggi.
Walaupun demikian, TKLN Saudi tak ingin takabur dan akan terus bekerja keras. Hal ini memperhatikan masifnya pergerakan fitnah dan hoaks baik di media sosial maupun di lapangan.
Adapun pasca-terbitnya SK Kepengurusan, TKLN Jokowi-Ma’ruf di Saudi Arabia menggelar Rapat pada tanggal 31 Januari 2019 di kota Riyadh dan 01 Februari 2019 di Jeddah.
Rapat ini selain dalam rangka menyatukan sikap antarpartai politik dan komunitas relawan yang tergabung dalam TKLN Negara Saudi Arabia, juga membahas perihal prestasi, visi misi, dan strategi pemenangan Jokowi-Ma’ruf di Negara Saudi Arabia.
Sekretaris TKLN Jokowi-Ma'ruf di Saudi, Maksum Jalal, mengungkapkan, Jokowi kalah tipis sebesar satu persen dari Prabowo di Arab Saudi pada Pemilu 2014.
Kekalahan itu datang dari kota-kota yang menggunakan metode pemungutan suara Drop Box. Sementara untuk pemungutan suara TPSLN khususnya di kota besar, di antaranya Riyadh dan Jeddah, Jokowi unggul.
Daftar Pemilih Tetap Luar Negeri (DPTLN) di Saudi Arabia pada Pemilu 2019 sebanyak 60.000 lebih pemilih yang tersebar di 43 wilayah atau kota. Jumlah itu belum termasuk WNI yang berstatus overstayer atau undocumented. Dan juga diyakini masih banyak WNI atau ekerja migran Indonesia yang memiliki identitas lengkap namun belum masuk dalam DPTLN.
Pada Pemilu 2019, para WNI atau pekerja migran Indonesia di Arab Saudi akan menggunakan hak suaranya pada 8-11 April 2019 melalui metode pemungutan suara KSK (Kotak Suara Keliling), dan pada 12 April 2019 pemungutan suara di TPSLN (Tempat Pemungutan Suara Luar Negeri).
Pewarta: Rangga Jingga
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019