Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Najih Prastiyo meminta seluruh pihak tidak menyeret Muhammadiyah untuk kepentingan politik.
Najih di Jakarta, Kamis, mengatakan, Muktamar ke-17 Pemuda Muhammadiyah telah memutuskan Sunanto (Cak Nanto) sebagai Ketua Umum dan Dzulfikar A. Tawalla sebagai Sekretaris Jenderal yang baru.
Namun, kata Najih, dirinya menerima rilis dari Amien Rais yang menyatakan Ketua Umum Muhammadiyah Haedar Nashir berpolitik praktis.
"Membaca ini saya gusar, mungkinkah seorang Haedar Nashir bermain politik di tingkat ortom dan ikut campur dinamika suksesi Muktamar kaum muda Muhammadiyah?" katanya.
Sunanto berhasil menyingkirkan dua lawan kuatnya yakni Ahmad Fanani dan Ahmad Labib. Sunanto berhasil mendulang suara sebanyak 590 suara sedangkan rivalnya Ahmad Fanani mendapat 266 suara dan Ahmad Labib 292 suara.
Menurut dia, beredar video Amien Rais yang mengumpulkan peserta Muktamar. Dengan terang-terangan, Amien menyatakan Haedar mendukung Cak Nanto sebagai Ketum dan meminta Labib supaya mundur, untuk mengalahkan Fanani.
Dalam konfirmasi yang dilakukan Najih, tidak benar bahwa Haedar memanggil, tetapi para calon yang meminta waktu untuk ketemu.
"Apa yang disampaikan Pak Amien saya yakin tidak benar. Buktinya mas Labib masih maju berkompetisi dan terbukti tidak ada intervensi dari Pak Haedar sebagai PP Muhammadiyah," kata Najih.
Yang benar, lanjut dia, Haedar dan Mu'ti selaku PP Muhammadiyah menjawab positif dan mempersilakan ketiga calon saling berkompetisi dengan baik dan meminta menjaga kebersamaan serta keutuhan Pemuda Muhammadiyah.
"Artinya semua didukung oleh PP Muhammadiyah. Jadi tidak benar ada intervensi seperti yang disampaikan pak Amien. Saya menyayangkan Pak Amien tidak melakukan tabayun terlebih dahulu ke PP Muhammadiyah," tutur Najih.
Menurut Najih, wajar jika PP Muhammadiyah menasehati dan memberikan restu apabila didatangi oleh para calon yang akan berkonstalasi dalam Muktamar karena kapasitas mereka menjadi induk dari organisasi Pemuda Muhammadiyah.
"Dalam konteks ini kami menilai justru pak Amien yang melakukan politik praktis yang datang ke "arena" sebagai orang partai dan mengarahkan dukungan pada calon tertentu dihadapan peserta Muktamar," ucapnya.
IMM menyayangkan tindakan Amien yang tanpa klarifikasi, langsung menuduh calon lain sebagai titipan.
"Sebagai organisasi otonom, IMM berharap seluruh pihak berhenti menarik narik Muhammadiyah dalam kepentingan partai politik," ujarnya.
Selaku pimpinan terpilih, tambah Najih, IMM juga berharap Cak Nanto mampu melanjutkan dakwah menggembirakan periode lalu dan mengawal proses hukum yang menimpa ketua umum demisioner.
Baca juga: Caketum Pemuda Muhammadiyah tak ingin terjebak politik praktis
Baca juga: Haedar pastikan Muhammadiyah tetap berjarak dengan politik praktis
Najih di Jakarta, Kamis, mengatakan, Muktamar ke-17 Pemuda Muhammadiyah telah memutuskan Sunanto (Cak Nanto) sebagai Ketua Umum dan Dzulfikar A. Tawalla sebagai Sekretaris Jenderal yang baru.
Namun, kata Najih, dirinya menerima rilis dari Amien Rais yang menyatakan Ketua Umum Muhammadiyah Haedar Nashir berpolitik praktis.
"Membaca ini saya gusar, mungkinkah seorang Haedar Nashir bermain politik di tingkat ortom dan ikut campur dinamika suksesi Muktamar kaum muda Muhammadiyah?" katanya.
Sunanto berhasil menyingkirkan dua lawan kuatnya yakni Ahmad Fanani dan Ahmad Labib. Sunanto berhasil mendulang suara sebanyak 590 suara sedangkan rivalnya Ahmad Fanani mendapat 266 suara dan Ahmad Labib 292 suara.
Menurut dia, beredar video Amien Rais yang mengumpulkan peserta Muktamar. Dengan terang-terangan, Amien menyatakan Haedar mendukung Cak Nanto sebagai Ketum dan meminta Labib supaya mundur, untuk mengalahkan Fanani.
Dalam konfirmasi yang dilakukan Najih, tidak benar bahwa Haedar memanggil, tetapi para calon yang meminta waktu untuk ketemu.
"Apa yang disampaikan Pak Amien saya yakin tidak benar. Buktinya mas Labib masih maju berkompetisi dan terbukti tidak ada intervensi dari Pak Haedar sebagai PP Muhammadiyah," kata Najih.
Yang benar, lanjut dia, Haedar dan Mu'ti selaku PP Muhammadiyah menjawab positif dan mempersilakan ketiga calon saling berkompetisi dengan baik dan meminta menjaga kebersamaan serta keutuhan Pemuda Muhammadiyah.
"Artinya semua didukung oleh PP Muhammadiyah. Jadi tidak benar ada intervensi seperti yang disampaikan pak Amien. Saya menyayangkan Pak Amien tidak melakukan tabayun terlebih dahulu ke PP Muhammadiyah," tutur Najih.
Menurut Najih, wajar jika PP Muhammadiyah menasehati dan memberikan restu apabila didatangi oleh para calon yang akan berkonstalasi dalam Muktamar karena kapasitas mereka menjadi induk dari organisasi Pemuda Muhammadiyah.
"Dalam konteks ini kami menilai justru pak Amien yang melakukan politik praktis yang datang ke "arena" sebagai orang partai dan mengarahkan dukungan pada calon tertentu dihadapan peserta Muktamar," ucapnya.
IMM menyayangkan tindakan Amien yang tanpa klarifikasi, langsung menuduh calon lain sebagai titipan.
"Sebagai organisasi otonom, IMM berharap seluruh pihak berhenti menarik narik Muhammadiyah dalam kepentingan partai politik," ujarnya.
Selaku pimpinan terpilih, tambah Najih, IMM juga berharap Cak Nanto mampu melanjutkan dakwah menggembirakan periode lalu dan mengawal proses hukum yang menimpa ketua umum demisioner.
Baca juga: Caketum Pemuda Muhammadiyah tak ingin terjebak politik praktis
Baca juga: Haedar pastikan Muhammadiyah tetap berjarak dengan politik praktis
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2018
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2018