Pemerintah ungkap penyelundupan senjata untuk adu domba

Delapan parpol penuhi ambang batas parlemen, PDIP suara terbanyak
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko. (Bayu Prasetyo)
Sangat mungkin. Tuduhannya, ujung-ujungnya adalah pemerintah, ujung-ujungnya TNI-Polri menjadi korban tuduhan
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah mengungkap adanya penyelundupan senjata untuk upaya adu domba membuat kekisruhan saat pengumuman hasil Pemilu resmi oleh KPU pada 22 Mei 2019.

"Sangat mungkin. Tuduhannya, ujung-ujungnya adalah pemerintah, ujung-ujungnya TNI-Polri menjadi korban tuduhan," jelas Moeldoko ditemui di Gedung Bina Graha, Jakarta pada Senin.

Menurut Moeldoko, sejumlah senjata yang diselundupkan antara lain senjata api dengan peredam dan senjata untuk penembak runduk.

KSP menjelaskan pemerintah membuka informasi itu kepada masyarakat untuk mencegah kesalahpahaman.

Dia menjelaskan aparat keamanan saat menjaga kondisi sewaktu 22 Mei 2019 tidak menggunakan peluru tajam.

"Untuk itulah kami rapat di Menko Polhukam menyepakati hindarkan TNI-Polri dari senjata amunisi tajam. Tidak ada lagi sekarang amunisi tajam itu, dilarang. Berikutnya kita menghindari kontak langsung dengan massa," tegas Moeldoko.

Sebanyak 28 ribu personel aparat keamanan disiapkan menjaga kondisi pada 22 Mei 2019.

Moeldoko juga mengimbau masyarakat tidak perlu berkumpul unjuk rasa dan tidak membawa senjata.
Pewarta:
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2019
Rekapitulasi Nasional Pemilu 2019 Sebelumnya

Rekapitulasi Nasional Pemilu 2019

Logistik Pilkada untuk Kabupaten Tangerang mulai didistribusikan ke TPS Selanjutnya

Logistik Pilkada untuk Kabupaten Tangerang mulai didistribusikan ke TPS