Surabaya (ANTARA) - Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Rudi Setiawan menegaskan ketatnya penjagaan terhadap dua tempat pemungutan suara (TPS) yang menggelar pemungutan suara ulang sebagai bentuk antisipasi ketertiban dan keamanan setempat.
"Ini antisipasi saja supaya tidak terjadi gangguan dalam pelaksanaan dan proses PSU," ujarnya kepada wartawan di sela meninjau TPS 11 Kelurahan Lidah Kulon Surabaya, Sabtu siang.
Pantauan di TPS yang menggunakan Balai RW 02 sebagai lokasi pemungutan suara tersebut, sejak pagi petugas dari Polsek Lakarsantri dan Polrestabes Surabaya berjaga-jaga di sekitar tempat pencoblosan.
Tak hanya dari satuan Sabhara, tampak juga dari provost, satuan lalu lintas, satuan reserse kriminal, serta satuan intelkam yang disiagakan lengkap dengan senjata laras panjang.
Menurut Kapolrestabes, ketatnya pengamanan di sekitar TPS karena menginginkan proses tahapan Pemilu 2019 berjalan lancar, terlebih merupakan proses pemungutan suara kali kedua setelah 17 April lalu.
Disinggung tentang ada atau tidaknya ancaman keamanan dan ketertiban masyarakat, perwira menengah tersebut yakin warga Surabaya tak akan melakukannya karena sadar bahwa saat ini merupakan waktu tepat memilih wakil rakyat sesuai harapannya.
"Saya yakin masyarakat Surabaya tidak akan main ancam-ancaman, sebab mereka sadar benar ini adalah waktu tepat menentukan pilihan calon pemimpinnya," ucap Rudi Setiawan.
Sementara itu, digelarnya PSU di TPS 11 karena saat Pemilu 17 April 2019 terdapat seorang pemilih yang menggunakan form A-5, namun mencoblos seluruh kertas suara, padahal seharusnya cukup kertas suara untuk pemilihan presiden dan calon anggota DPD RI.
Karena itulah, pada kesempatan PSU kali ini, pemilih menggunakan hak suaranya untuk mencoblos tiga kertas suara saja, yakni daerah pemilihan V DPRD II (Kota Surabaya), dapil I DPRD I (provinsi) dan dapil I DPR RI (pusat).
Total daftar pemilih tetap di TPS tersebut, yakni 289 orang dengan rincian 131 laki-laki dan 158 perempuan.
"Ini antisipasi saja supaya tidak terjadi gangguan dalam pelaksanaan dan proses PSU," ujarnya kepada wartawan di sela meninjau TPS 11 Kelurahan Lidah Kulon Surabaya, Sabtu siang.
Pantauan di TPS yang menggunakan Balai RW 02 sebagai lokasi pemungutan suara tersebut, sejak pagi petugas dari Polsek Lakarsantri dan Polrestabes Surabaya berjaga-jaga di sekitar tempat pencoblosan.
Tak hanya dari satuan Sabhara, tampak juga dari provost, satuan lalu lintas, satuan reserse kriminal, serta satuan intelkam yang disiagakan lengkap dengan senjata laras panjang.
Menurut Kapolrestabes, ketatnya pengamanan di sekitar TPS karena menginginkan proses tahapan Pemilu 2019 berjalan lancar, terlebih merupakan proses pemungutan suara kali kedua setelah 17 April lalu.
Disinggung tentang ada atau tidaknya ancaman keamanan dan ketertiban masyarakat, perwira menengah tersebut yakin warga Surabaya tak akan melakukannya karena sadar bahwa saat ini merupakan waktu tepat memilih wakil rakyat sesuai harapannya.
"Saya yakin masyarakat Surabaya tidak akan main ancam-ancaman, sebab mereka sadar benar ini adalah waktu tepat menentukan pilihan calon pemimpinnya," ucap Rudi Setiawan.
Sementara itu, digelarnya PSU di TPS 11 karena saat Pemilu 17 April 2019 terdapat seorang pemilih yang menggunakan form A-5, namun mencoblos seluruh kertas suara, padahal seharusnya cukup kertas suara untuk pemilihan presiden dan calon anggota DPD RI.
Karena itulah, pada kesempatan PSU kali ini, pemilih menggunakan hak suaranya untuk mencoblos tiga kertas suara saja, yakni daerah pemilihan V DPRD II (Kota Surabaya), dapil I DPRD I (provinsi) dan dapil I DPR RI (pusat).
Total daftar pemilih tetap di TPS tersebut, yakni 289 orang dengan rincian 131 laki-laki dan 158 perempuan.
Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019
