KPU DKI minta Pemprov siagakan petugas kesehatan

Delapan parpol penuhi ambang batas parlemen, PDIP suara terbanyak
Anggota KPU DKI Jakarta, Partono Samino saat ditemui di kamtornya, Sabtu (27/4/2019). (ANTARA/Laily Rahmawaty)
Jakarta (ANTARA) - Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta meminta Pemerintah Provinsi menyiapkan petugas Puskesmas untuk memeriksa kesehatan dan pengobatan bagi Petugas Pemungut Suara Kecamatan atau PPK.

Anggota KPU DKI Jakarta divisi data, Partono Samino di Jakarta, Sabtu, mengatakan pihaknya telah bersurat kepada Pemprov DKI Jakarta sejak beberapa hari yang lalu, kini tim kesahatan Puskesmas sudah turun melakukan pengecekan kesehatan petugas PPK.

"Ini upaya preventif yang kami lakukan," kata Partono.

Ia mengatakan petugas Puskesmas didatangkan ke tiap-tiap kecamatan melakukan pemeriksaan kesehatan, memberikan obat dan vitamin kepada petugas PPS dan PPK yang saat ini bertugas melakukan rekap suara.

Petugas Puskesmas ini lanjut dia, tidak datang setiap hari, tetapi disesuaikan dengan kebutuhan PPS dan PPK.

Beberapa Puskesmas sudah datang ke kecamatan menggunakan mobil operasional melayani pemeriksaan kesehatan petugas penyelenggara Pemilu 2019.

"Petugas Puskesmas mendatangi GOR tempat rekap suara kecamatan dilakukan," katanya.

Untuk wilayah DKI Jakarta jumlah petugas KPPS yang meninggal dunia dilaporkan sampai Jumat (26/4) kemarin sebanyak enam orang dan 28 orang menderita sakit.

Jadi totalnya ada 34 orang yang sakit dan meninggal. Mereka ini terdiri atas 18 anggota KPPS, delapan PPS, lima PPK dan dua Linmas.

Untuk 28 orang petugas Pemilu yang sakit dirawat di sejumlah rumah sakit yang tersebar di Jakarta Barat sebanyak 13 orang, Jakarta Pusat delapan orang, Jakarta Utara tiga orang, Jakarta Timur dua orang dan Jakarta Selatan dua orang.

Menurut Partono, rata-rata petugas yang sakit karena kelelahan pascamenjalani tugas, ada juga yang terkena stroke.

Ia mengatakan beban kerja yang luar biasa melaksanakan pemungutan suara untuk empat surat suara sekaligus menjadi pemicu kelelahan yang dialami oleh petugas.

Jumlah korban yang meninggal dunia dan sakit usai pelaksanaan pemilu tahun ini terbanyak dibandingkan dengan Pemilu 2014 lalu.

"Tahun 2014 tidak ada korban sebanyak ini, malah minor korban," katanya.

Partono mengatakan kelelahan yang dialami petugas karena beban kerja yang berat. Rata-rata petugas selesai melakukan penghitungan suara di TPS pukul 03.00 hingga 04.00 WIB. Lalu mengantarkan kotak suara ke PPS dan PPK.

Untuk memasukkan kotak suara ke kecamatan pun harus mengantre, sehingga kurang istirahat mulai dari mendirikan TPS, pemungutan suara hingga penghitungan suara. "Beban besar, psikis dan tekanan dari media, dituntut kerja teliti dan benar," kata Partono.

Baca juga: Wali Kota Tangerang pantau pencoblosan ulang di 63 TPS
Baca juga: Petugas lakukan persiapan PSU di TPS 163 Pulo Gebang
Baca juga: Warga Lidah Kulon Surabaya antusias ikuti PSU pemilu 2019
Baca juga: Situng KPU: Selisih Jokowi dan Prabowo 7,8 juta suara
Baca juga: Penghitungan suara di Bengkulu sudah 100 persen
Pewarta:
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2019
Wali Kota Tangerang pantau pencoblosan ulang di 63 TPS Sebelumnya

Wali Kota Tangerang pantau pencoblosan ulang di 63 TPS

Logistik Pilkada untuk Kabupaten Tangerang mulai didistribusikan ke TPS Selanjutnya

Logistik Pilkada untuk Kabupaten Tangerang mulai didistribusikan ke TPS