Partisipasi pemilih di Belanda meningkat drastis

Delapan parpol penuhi ambang batas parlemen, PDIP suara terbanyak
Ribuan warga Indonesia di Belanda rela mengantre di tengah udara bersuhu hampir 0 derajat Celcius, untuk memberikan suaranya di TPSLN Den Haag, Sabtu (13/4/2019). (KBRI Den Haag)
Jakarta (ANTARA) - Partisipasi Warga Negara Indonesia (WNI) di Belanda yang memberikan suaranya dalam Pemilu 2019, mencapai lebih dari 50 persen, atau meningkat drastis dibandingkan pemilu sebelumnya.

Ketua Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) Den Haag Moeljo Wijono mengatakan bahwa warga Indonesia yang datang ke Tempat Pemungutan Suara Luar Negeri (TPSLN) saat Pilpres 2014 sebanyak 2.328 orang, sementara Pemilu tahun ini sebanyak 4.530 orang tercatat memberikan suara secara langsung di TPSLN yang bertempat Sekolah Indonesia Den Haag, Wassenar, Sabtu (13/4).

"Itu berarti partisipasi pemilih meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan dengan Pilpres 2014," ujar Moeljo dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.

Pemilu 2019 juga menandai pertama kalinya partisipasi WNI di Belanda berhasil mencapai target Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk mencapai 50 persen partisipasi pemilih di luar negeri.

PPLN menghitung dari 11.744 WNI yang terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) Belanda, lebih dari 6.000 orang memberikan suaranya baik melalui TPSLN sebanyak 4.530 orang dan melalui Pos yang sampai 13 April 2019 sudah berjumlah lebih dari 1.400 orang.

Jumlah tersebut diperkirakan masih terus bertambah sampai dengan penghitungan suara pada 17 April 2019.

"Padahal pada pemilu sebelum-sebelumnya, partisipasi pemilih di Belanda paling banyak 35 persen. Jadi pemilu tahun 2019 adalah rekor pemilih terbanyak sepanjang Pemilu Indonesia diadakan di Belanda. Panitia sangat mengapresiasi warga yang sangat bersemangat menyalurkan hak pilihnya," tutur Moeljo.

Lebih lanjut, anggota PPLN Den Haag Yance Arizona menyampaikan bahwa ini kali pertama PPLN mengadakan pemungutan suara di Sekolah Indonesia Den Haag, dan bukan di KBRI.

PPLN telah gencar melakukan sosialisasi kepada WNI di Belanda dengan mengikuti kegiatan warga dan mahasiswa Indonesia di Belanda lebih dari satu tahun terakhir.

Untuk kelancaran transportasi pemilih, PPLN juga menyediakan tiga unit bus untuk sebelas kali penjemputan WNI dari Den Haag Centraal Station menuju ke TPS yang membutuhkan waktu sekitar 30 menit.

Peningkatan jumlah pemilih kali ini sudah diprediksi oleh panitia, oleh karena itu disediakan lima TPS untuk mengakomodasi antusiasme pemilih, berbeda dengan pemilu 2014 yang hanya disediakan satu TPS di KBRI.

Tingginya antusiasme pemilih pun sempat membuat panitia melakukan penyesuaian untuk mengakomodasi pemilih menyalurkan hak pilihnya sampai dengan penutupan TPS pada pukul 21.30 waktu setempat (beda 5 jam lebih lambat dari WIB).

Pemungutan suara di Den Haag akan dilanjutkan dengan penghitungan suara yang akan dilaksanakan 17 April mendatang, bersamaan dengan pemungutan dan penghitungan suara di Indonesia.

Hal itu dilakukan sesuai dengan aturan yang berlaku agar hasil pemilu di luar negeri, termasuk di Belanda, tidak memengaruhi pemilih di tanah air.

Baca juga: Cuaca dingin Belanda tidak surutkan semangat WNI untuk berikan suara

Baca juga: 11.744 WNI di Belanda gunakan hak pilih Pemilu 2019

Baca juga: WNI di Belanda tempuh ratusan kilometer untuk pemilu
Pewarta:
Editor: Azizah Fitriyanti
Copyright © ANTARA 2019
Pemkab Indramayu keluarkan surat edaran tingkatkan partisipasi pemilih Sebelumnya

Pemkab Indramayu keluarkan surat edaran tingkatkan partisipasi pemilih

Logistik Pilkada untuk Kabupaten Tangerang mulai didistribusikan ke TPS Selanjutnya

Logistik Pilkada untuk Kabupaten Tangerang mulai didistribusikan ke TPS