Jakarta (ANTARA) - Beberapa pendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02 Prabowo dan Sandiaga Uno di Jakarta menyebutkan hal-hal yang paling mereka ingat dari debat capres, Sabtu.
Para pendukung pasangan calon nomor urut 02 ini lagi-lagi mengadakan nonton bareng (nobar) debat capres di Prabowo-Sandi Media Center, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Kebanyakan dari partisipan datang dari kalangan ibu-ibu, atau yang akrab Sandi sapa “emak-emak”. Topik-topik yang mereka ingat dari debat capres pun berbeda-beda.
“Yang paling saya ingat adalah bagaimana cara menumbuhkan ekonomi, bagaimana regulasi, jangan sampai kita mengimpor barang-barang lagi, bagaimana kita bisa mengekspor, kita harus bisa meningkatkan industri dalam negeri sendiri,” kata Antiyani Razik, salah satu peserta nobar.
Menurutnya, apa yang dikatakan Prabowo soal ini benar karena negara Indonesia sebenarnya sudah besar, tinggal bagaimana mengelola dan memanfaatkan kekayaan alam yang ada.
Selain Antiyani ada juga Lusiana yang memiliki pendapat sendiri.
“Tentang kebocoran uang triliunan yang ditemukan oleh KPK, yang dulu sempat dibantah tapi sekarang sudah terbukti,” kata Lusiana.
Menurutnya, hal itu harus diperbaiki karena semakin banyak kebocoran semakin banyak masyarakat yang tidak merasakan hak dari kebocoran uang tersebut.
Selain itu adapula Anita Nasution dari Kebayoran Lama, topik yang paling ia ingat adalah mengenai ketenagakerjaan.
“Kalau yang saya paling ingat itu soal tenaga kerja. Lulusan sekolah menengah atas (SMA) dan perkuliahan banyak sekali yang belum bekerja, kenapa kok malah orang asing yang banyak mengalir di Indonesia setiap harinya,” ucap Anita.
Menurut Anita, bagaimana pun caranya rakyat Indonesia sendiri yang semestinya lebih dipriorotaskan untuk bekerja di negara sendiri ketimbang orang asing.
“Masyarakat Indonesia orangnya pintar-pintar tapi mengapa tidak bisa petinggi-petinggi ini mengambil tenaga kerja pintar dari negara sendiri ini,” tutur Anita.
Baca juga: Pendukung nobar di media center Prabowo-Sandi
Baca juga: Pendukung Jokowi-Ma'ruf nonton debat di Kantor Golkar Jakarta
Para pendukung pasangan calon nomor urut 02 ini lagi-lagi mengadakan nonton bareng (nobar) debat capres di Prabowo-Sandi Media Center, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Kebanyakan dari partisipan datang dari kalangan ibu-ibu, atau yang akrab Sandi sapa “emak-emak”. Topik-topik yang mereka ingat dari debat capres pun berbeda-beda.
“Yang paling saya ingat adalah bagaimana cara menumbuhkan ekonomi, bagaimana regulasi, jangan sampai kita mengimpor barang-barang lagi, bagaimana kita bisa mengekspor, kita harus bisa meningkatkan industri dalam negeri sendiri,” kata Antiyani Razik, salah satu peserta nobar.
Menurutnya, apa yang dikatakan Prabowo soal ini benar karena negara Indonesia sebenarnya sudah besar, tinggal bagaimana mengelola dan memanfaatkan kekayaan alam yang ada.
Selain Antiyani ada juga Lusiana yang memiliki pendapat sendiri.
“Tentang kebocoran uang triliunan yang ditemukan oleh KPK, yang dulu sempat dibantah tapi sekarang sudah terbukti,” kata Lusiana.
Menurutnya, hal itu harus diperbaiki karena semakin banyak kebocoran semakin banyak masyarakat yang tidak merasakan hak dari kebocoran uang tersebut.
Selain itu adapula Anita Nasution dari Kebayoran Lama, topik yang paling ia ingat adalah mengenai ketenagakerjaan.
“Kalau yang saya paling ingat itu soal tenaga kerja. Lulusan sekolah menengah atas (SMA) dan perkuliahan banyak sekali yang belum bekerja, kenapa kok malah orang asing yang banyak mengalir di Indonesia setiap harinya,” ucap Anita.
Menurut Anita, bagaimana pun caranya rakyat Indonesia sendiri yang semestinya lebih dipriorotaskan untuk bekerja di negara sendiri ketimbang orang asing.
“Masyarakat Indonesia orangnya pintar-pintar tapi mengapa tidak bisa petinggi-petinggi ini mengambil tenaga kerja pintar dari negara sendiri ini,” tutur Anita.
Baca juga: Pendukung nobar di media center Prabowo-Sandi
Baca juga: Pendukung Jokowi-Ma'ruf nonton debat di Kantor Golkar Jakarta
Pewarta: Pamela Sakina, M Arief Iskandar
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2019