Pamekasan (ANTARA) - Polda Jawa Timur mengkampanyekan pemilu damai melalui ajang festival karapan sapi yang memperebutkan piala "Kapolda Cup 2019" yang digelar di Stadion R Soenarto Hadiwidjojo, Pamekasan, Sabtu.
"Pesta demokrasi bangsa kita sebentar lagi akan digelar, yakni 17 April 2019, dan melalui kegiatan ini, kami ingin mengajak semua elemen masyarakat di Pamekasan dan Madura pada umumnya agar bersama-sama menjaga perdamaian dan mesukseskan pelaksanaan pemilu tahun ini," kata Kapolda Jatim Irjen Polisi Luki Hermawan.
Sedikitnya 48 pasangan sapi karapan bersaing memperebutkan hadiah yang disediakan panitia penyelenggaran di ajang festival karapan sapi yang baru pertama kali digelar di Pamekasan ini.
Kapolda menyatakan, karapan sapi merupakan budaya unik. Ia mengaku, sebelumnya hanya melihat karapan sapi melalui layar kaca dan youtube, dan ia mengaku sangat kagum dengan budaya unit di Madura itu.
"Oleh karena itu, kami berencana akan mengagendakan acara karapan sapi "Kapolda Cup" ini rutin setiap tahun, sebagai wujud kepedulian kami dalam melestarikan budaya bagi masyarakat Madura ini," ujar kapolda.
Wakil Bupati Pamekasan Raja'e menyampaikan terima kasih, atas kepedulian institusi Polri dalam ikut melestarikan budaya tradisional Madura itu.
Wabup juga menjelaskan, selain karapan sapi, seni budaya tradisional lainnya lainnya yang berkaitan dengan sapi adalah kontes kecantikan sapi atau yang dikenal dengan sebutan "Sapi Sono'".
Pada ajang festival karapan sapi "Kapolda Cup 2019" itu, juga dipentaskan, penampilan sapi sono' sebagain hiburan pembuka sebelumnya memasuki acara inti.
Para pejabat Polda Jatim nampak kagun dengan berbagai jenis kesenian tradisional Madura itu, termasuk tamu undangan dari sejumlah negara sahabat yang hadir dalam kesempatan itu.
"Kami berharap, festival karapan sapi yang digelar oleh Polda Jatim di Pamekasan bisa mengangkat nilai budaya dan wisata yang ada di Madura, khususnya di Kabupaten Pamekasan," kata Raja'e.
Juara pada festival karapan sapi memperebutkan Piala Kapolda Jatim Cup 2019 terbagi dalam dua kategori, yakni kategori menang dan kategori kalah.
Untuk kategori kalah dimenangkan oleh pasangan sapi kerap Selor Tingting dari Bangkalan, lalu pasangan Ipun-Upin dari Sumenep dan juara tiga oleh sapi pasangan yang diberi nama Syahrini asal Pamekasan.
Sementara pada golongan menang, juara 1 diraih oleh pasangan sapi Joker Bali dari Kabupaten Bangkalan, juara 2 oleh pasangan sapi bernama Lek kolek Kumbang dari Sumenep dan juara 3 oleh pasangan sapi bernama Setan Balap Yunior dari Bangkalan.
Kapolda Jatim Irjen Polisi Luki Hermawan menyerahkan piala kepada pemilik sapi Haji Tohir dari Bangkalan sebagai peraih juara 1 sapi kerap golongan menang dan dilanjutkan oleh pejabat lainnya pada pemenang urutan berikutnya.
Menurut Kepala Bakorwil IV Pamekasan Alwi, kejuaraan karapan sapi memang berbeda dengan berbagai jenis kejuaraan lainnya.
"Jika kejuaraan lainnya, seperti balapan motor, hanya satu, tapi dalam karapan sapi menjadi dua, karena pasangan sapi yang kalah diadu lagi, yang disediakan hadiah juga," kata Alwi.
Sementara itu, budayawan Pamekasan Halifaturrahman menilai, gerakan kampanye pemilu damai melalui pendekatan budaya, seperti yang dilakukan Polda Jatim melalui "Kapolda Jatim Cup 2019" akan lebih efektif, karena kegiatan seni budaya bebas dari kepentingan politik manapun.
"Saya kira ini langkah tepat bagi aparat keamanan dalam berupaya mewujudkan suasana politik bangsa yang akhir-akhir kian memanas. Pendekatan budaya adalah pendekatan yang aman, dan akan diterima oleh semua kalangan," kata Halifaturrahman, menjelaskan.
"Pesta demokrasi bangsa kita sebentar lagi akan digelar, yakni 17 April 2019, dan melalui kegiatan ini, kami ingin mengajak semua elemen masyarakat di Pamekasan dan Madura pada umumnya agar bersama-sama menjaga perdamaian dan mesukseskan pelaksanaan pemilu tahun ini," kata Kapolda Jatim Irjen Polisi Luki Hermawan.
Sedikitnya 48 pasangan sapi karapan bersaing memperebutkan hadiah yang disediakan panitia penyelenggaran di ajang festival karapan sapi yang baru pertama kali digelar di Pamekasan ini.
Kapolda menyatakan, karapan sapi merupakan budaya unik. Ia mengaku, sebelumnya hanya melihat karapan sapi melalui layar kaca dan youtube, dan ia mengaku sangat kagum dengan budaya unit di Madura itu.
"Oleh karena itu, kami berencana akan mengagendakan acara karapan sapi "Kapolda Cup" ini rutin setiap tahun, sebagai wujud kepedulian kami dalam melestarikan budaya bagi masyarakat Madura ini," ujar kapolda.
Wakil Bupati Pamekasan Raja'e menyampaikan terima kasih, atas kepedulian institusi Polri dalam ikut melestarikan budaya tradisional Madura itu.
Wabup juga menjelaskan, selain karapan sapi, seni budaya tradisional lainnya lainnya yang berkaitan dengan sapi adalah kontes kecantikan sapi atau yang dikenal dengan sebutan "Sapi Sono'".
Pada ajang festival karapan sapi "Kapolda Cup 2019" itu, juga dipentaskan, penampilan sapi sono' sebagain hiburan pembuka sebelumnya memasuki acara inti.
Para pejabat Polda Jatim nampak kagun dengan berbagai jenis kesenian tradisional Madura itu, termasuk tamu undangan dari sejumlah negara sahabat yang hadir dalam kesempatan itu.
"Kami berharap, festival karapan sapi yang digelar oleh Polda Jatim di Pamekasan bisa mengangkat nilai budaya dan wisata yang ada di Madura, khususnya di Kabupaten Pamekasan," kata Raja'e.
Juara pada festival karapan sapi memperebutkan Piala Kapolda Jatim Cup 2019 terbagi dalam dua kategori, yakni kategori menang dan kategori kalah.
Untuk kategori kalah dimenangkan oleh pasangan sapi kerap Selor Tingting dari Bangkalan, lalu pasangan Ipun-Upin dari Sumenep dan juara tiga oleh sapi pasangan yang diberi nama Syahrini asal Pamekasan.
Sementara pada golongan menang, juara 1 diraih oleh pasangan sapi Joker Bali dari Kabupaten Bangkalan, juara 2 oleh pasangan sapi bernama Lek kolek Kumbang dari Sumenep dan juara 3 oleh pasangan sapi bernama Setan Balap Yunior dari Bangkalan.
Kapolda Jatim Irjen Polisi Luki Hermawan menyerahkan piala kepada pemilik sapi Haji Tohir dari Bangkalan sebagai peraih juara 1 sapi kerap golongan menang dan dilanjutkan oleh pejabat lainnya pada pemenang urutan berikutnya.
Menurut Kepala Bakorwil IV Pamekasan Alwi, kejuaraan karapan sapi memang berbeda dengan berbagai jenis kejuaraan lainnya.
"Jika kejuaraan lainnya, seperti balapan motor, hanya satu, tapi dalam karapan sapi menjadi dua, karena pasangan sapi yang kalah diadu lagi, yang disediakan hadiah juga," kata Alwi.
Sementara itu, budayawan Pamekasan Halifaturrahman menilai, gerakan kampanye pemilu damai melalui pendekatan budaya, seperti yang dilakukan Polda Jatim melalui "Kapolda Jatim Cup 2019" akan lebih efektif, karena kegiatan seni budaya bebas dari kepentingan politik manapun.
"Saya kira ini langkah tepat bagi aparat keamanan dalam berupaya mewujudkan suasana politik bangsa yang akhir-akhir kian memanas. Pendekatan budaya adalah pendekatan yang aman, dan akan diterima oleh semua kalangan," kata Halifaturrahman, menjelaskan.
Pewarta: Abd Aziz
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019