Jakarta (ANTARA News) - Partai politik anggota Koalisi Indonesia Kerja (KIK) melakukan konsolidasi untuk menyatukan gerak dan langkah bersama dalam pemenangan pasangan Capres-cawapres Joko Widodo-Ma'ruf Amin pada pemilu presiden 2019.
Pertemuan konsolidasi partai politik anggota KIK itu dilakukan di Banyuwangi, Jawa Timur, Senin, yang merupakan puncak dari kegiatan Safari Kebangsaan VI PDI Perjuangan ke Jawa Timur, pada 25-28 Januari.
Pertemuan tersebut dihadiri pengurus cabang dan kader dari partai politik anggota KIK, yakni PDI Perjuangan, Partai Golkar, PKB, PPP, Nasdem, PKPI, Perindo, dan PSI.
Pertemuan berlangsung di Gedung Serbaguna Korpri Banyuwangi dan dihadiri sekitar 1000 orang. Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'rurf Amin, Hasto Kristiyanto, dan Ketua DPP PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat, memberikan pembekalan dan menggelorakan semangat persatuan kepada seluruh peserta yang hadir.
Pada pertemuan tersebut juga dilakukan ikrar untuk menyatukan gerak dan langkah dalam pemenangan pasangan Capres-Cawapres Joko Widodo-Ma'ruf Amin, khususnya di Jawa Timur.
"Kawan-kawan, pertemuan ini adalah puncak dari kegiatan Safari Politik VI, di mana seluruh parpol bersama membangun solidaritas nasional untuk pemenangan Jokowi-Kiai Ma'ruf Amin," kata Hasto, Senin.
Hasto mendorong, agar semua pihak, baik struktur partai, caleg, maupun kader, bersama-sama memenangkan pasangan Capres-cawapres Jokowi-Ma'ruf secara kompak dan bermartabat. "Kita semua harus sepakat dan bergerak bersama," katanya.
TKN Jokowi-Ma'ruf menargetkan kemenangan untuk pasangan Jokowi-Ma'ruf di Jawa Timur mencapai 70 persen, sehingga semua parpol pengusung dan pendukung, maupun relawan harus sama-sama bekerja keras dan kompak.
Menurut Hasto, belajar dari pengalaman pada 2014, Jokowi yang memenangkan pemilu presiden, maka meskipun hanya mendapat dukungan empat parpol dari 10 parpol di DPR. Namun, pada tahun pertama kepemimpinannya mendapat hambatan dari koalisi kompetitor.
"Jadi, untuk memastikan Jokowi-Kiai Ma'ruf ke depan menjadi kuat, maka harus dibangun kekuatan gotong royong. Mari kita ciptakan tidak hanya dukungan rakyat yang kuat, tapi juga dukungan parpolnya di parlemen," kata Hasto.
Ketua DPP PDI Perjuangan, Djarot Saipul Hidayat mengingatkan, pemilu ini bukan persoalan kalah atau menang, tapi ini adalah persoalan masa depan Indonesia.
Karena itu, Djarot menegaskan, untuk menghilangkan ego masing-masing dan mengedepankan komitmen bersama membangun masa depan bangsa. "Mari luluhkan ego masing-masing, baik itu dari partai politik maupun lainnya. Ego sekarang sudah menyatu menjadi ego nasional atau kepentingan nasional," katanya.
Karena itu, Djarot mengajak untuk membagi tugas turun ke rakyat. "Sesama partai politik maupun caleg jangan saling bertengkar. Kami serahkan masa depan kepada yang ada di sini," ujar Djarot.
Setelah selesai acara berpidato, dilakukan simulasi penusukan simbolis nomor 1 sebagai nomor urut Jokowi-KH Ma'ruf Amin. Hasto diberikan kehormatan oleh para pengurus parpol anggota KIK di Jawa Timur untuk melakukannya. Kemudian, dilakukan sesi foto bersama dan bernyanyi bersama lagu "Jokowi, Satu Kali Lagi".
Pertemuan konsolidasi partai politik anggota KIK itu dilakukan di Banyuwangi, Jawa Timur, Senin, yang merupakan puncak dari kegiatan Safari Kebangsaan VI PDI Perjuangan ke Jawa Timur, pada 25-28 Januari.
Pertemuan tersebut dihadiri pengurus cabang dan kader dari partai politik anggota KIK, yakni PDI Perjuangan, Partai Golkar, PKB, PPP, Nasdem, PKPI, Perindo, dan PSI.
Pertemuan berlangsung di Gedung Serbaguna Korpri Banyuwangi dan dihadiri sekitar 1000 orang. Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'rurf Amin, Hasto Kristiyanto, dan Ketua DPP PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat, memberikan pembekalan dan menggelorakan semangat persatuan kepada seluruh peserta yang hadir.
Pada pertemuan tersebut juga dilakukan ikrar untuk menyatukan gerak dan langkah dalam pemenangan pasangan Capres-Cawapres Joko Widodo-Ma'ruf Amin, khususnya di Jawa Timur.
"Kawan-kawan, pertemuan ini adalah puncak dari kegiatan Safari Politik VI, di mana seluruh parpol bersama membangun solidaritas nasional untuk pemenangan Jokowi-Kiai Ma'ruf Amin," kata Hasto, Senin.
Hasto mendorong, agar semua pihak, baik struktur partai, caleg, maupun kader, bersama-sama memenangkan pasangan Capres-cawapres Jokowi-Ma'ruf secara kompak dan bermartabat. "Kita semua harus sepakat dan bergerak bersama," katanya.
TKN Jokowi-Ma'ruf menargetkan kemenangan untuk pasangan Jokowi-Ma'ruf di Jawa Timur mencapai 70 persen, sehingga semua parpol pengusung dan pendukung, maupun relawan harus sama-sama bekerja keras dan kompak.
Menurut Hasto, belajar dari pengalaman pada 2014, Jokowi yang memenangkan pemilu presiden, maka meskipun hanya mendapat dukungan empat parpol dari 10 parpol di DPR. Namun, pada tahun pertama kepemimpinannya mendapat hambatan dari koalisi kompetitor.
"Jadi, untuk memastikan Jokowi-Kiai Ma'ruf ke depan menjadi kuat, maka harus dibangun kekuatan gotong royong. Mari kita ciptakan tidak hanya dukungan rakyat yang kuat, tapi juga dukungan parpolnya di parlemen," kata Hasto.
Ketua DPP PDI Perjuangan, Djarot Saipul Hidayat mengingatkan, pemilu ini bukan persoalan kalah atau menang, tapi ini adalah persoalan masa depan Indonesia.
Karena itu, Djarot menegaskan, untuk menghilangkan ego masing-masing dan mengedepankan komitmen bersama membangun masa depan bangsa. "Mari luluhkan ego masing-masing, baik itu dari partai politik maupun lainnya. Ego sekarang sudah menyatu menjadi ego nasional atau kepentingan nasional," katanya.
Karena itu, Djarot mengajak untuk membagi tugas turun ke rakyat. "Sesama partai politik maupun caleg jangan saling bertengkar. Kami serahkan masa depan kepada yang ada di sini," ujar Djarot.
Setelah selesai acara berpidato, dilakukan simulasi penusukan simbolis nomor 1 sebagai nomor urut Jokowi-KH Ma'ruf Amin. Hasto diberikan kehormatan oleh para pengurus parpol anggota KIK di Jawa Timur untuk melakukannya. Kemudian, dilakukan sesi foto bersama dan bernyanyi bersama lagu "Jokowi, Satu Kali Lagi".
Pewarta: Riza Harahap
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019