pemilu.antaranews.com
HITUNG CEPAT
PEMILU PRESIDEN 2024
25.55%
57.81%
16.62%
25.34%
58.08%
16.58%
25.06%
59.08%
15.86%
24.77%
59.19%
16.04%

Ahmad Basarah: Masyarakat jangan terpengaruh provokasi elit politik

Rutan Salemba sudah terima logistik Pemilu 2024
Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah saat melaksanakan sosialisasi empat pilar MPR di Jakarta, Jumat. (18/1/2019) (M Arief Iskandar)
Meskipun kelihatannya saling berseberangan, itu hanya nampak di media atau televisi saja, kesehariannya mereka saling bergandengan tangan

Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Ahmad Basarah mengingatkan masyarakat agar tidak terpengaruh provokasi elit politik yang dapat memecah belah bangsa.

Menurut Basarah dalam sosialisasi empat pilar MPR di Jakarta, Jumat, elit politik meskipun berseberangan dan saling menyerang bila berada di televisi ataupun media, namun mereka saling bergandengan tangan setelah itu.

"Elit politik tidak ada masalah," katanya.

Ia mencontohkan, pada pemilu 2014 begitu Koalisi Indonesia Baru dan Koalisi Merah Putih bersaing begitu keras. Namun usai pemilu, Partai Golkar dan PPP bergabung dengan koalisi pemerintah. Elit politik kemudian juga bergandengan tangan.

Pada 2004, Jusuf Kalla menjadi pasangan Susilo Bambang Yudhoyono dalam berkompetisi pemilihan presiden. Namun pada 2009, JK tidak lagi bersama dengan SBY. 2014, JK mendampingi Joko Widodo berkompetisi di pemilihan presiden.

Untuk itu ia mengatakan, dalam politik terjadi dinamika, mereka yang berseberangan bisa bergandengan tangan kemudian, begitu pula sebaliknya. 

Untuk itu, ia mengharapkan agar masyarakat tidak terpengaruh dengan provokasi elit politik yang saling bersitegang.

Ia menyampaikan pemilu hanya berlangsung lima tahun sekali. Para politisi dan partai politik bisa saja berbeda pendapat. Namun demikian, persatuan dan kesatuan bangsa harus terus berlanjut. 

Dalam kesemptan tersebut, ia juga menyesalkan kondisi pemilu yang seharusnya menjadi pesta demokrasi, namun justru dikotori dengan berbagai hoaks yang memecah belah.

Padahal, pesta demokrasi seharusnya menyenangkan, gembira bukan justru malah memecah belah karena hoaks yang menebarkan perpecahan.

"Kalau dilihat diksi pesta sesuatu yang menyenangkan, membahagiakan, tetapi hari ini setiap ada pesta demokrasi, tahun politik seolah-olah pembenaran antara masyarakat satu dengan masyarakat yang lain boleh saling mencacai maki, boleh saling menjatuhkan. Seolah tahun politik sesuatu yang mencekam," katanya.

 

Pewarta:
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2019
Para Syndicate: pasangan capres-cawapres tidak mengelaborasi visi-misi dengan baik Sebelumnya

Para Syndicate: pasangan capres-cawapres tidak mengelaborasi visi-misi dengan baik

Polda Metro Jaya beberkan alasan menghentikan kasus Aiman Witjaksono Selanjutnya

Polda Metro Jaya beberkan alasan menghentikan kasus Aiman Witjaksono