Jakarta (ANTARA News) - Generasi Muda Muslim Indonesia (GMII) melakukan deklarasi menolak politisasi masjid usai melakukan istigotsah di Masjid Al Barkah, Krukut Taman Sari, Jakarta Kota, Selasa (15/1) malam.
"Masa kampanye pemilihan presiden dan wakil presiden serta pemilihan anggota legislatif tahun 2019 ini, rumah ibadah sebagai salah satu tempat yang paling rawan untuk dipolitisasi oleh oknum-oknum tak bertanggung jawab," kata M Yuda Pratama, Ketua GMII (Generasi Muda Muslim Indonesia) dalam keterangan tertulis, Rabu.
Ia menilai, masjid harus dijaga jangan sampai menjadi tempat kegiatan politik praktis, penyebaran hoax dan radikalisme, yang semuanya bisa mengancam ukuwah Islamiyah.
"Alhamdulillah bisa dilaksanakan acara istighotsah menolak politisasi mesjid, hoax dan radikalisme. Bahkan Warga masjid Al Barkah Krukut Taman Sari juga mendukung deklarasi itu," ungkapnya.
Ia prihatin, berita hoax semakin bertebaran khususnya di media sosial yang bisa membuat umat Islam terprovokasi dan menimbulkan perpecahan umat.
Sementara itu, tokoh masyarakat KH Imrom Rosadi juga mengatakan, berpolitik adalah hal yang wajar dalam masyarakat di negara demokrasi, namun jangan sampai kegiatan politik praktis berupa dukungan pada salah satu parpol, caleg dan capres dilakukan di masjid karena tidak semua jamaah mesjid mempunyai pandangan yang sama.
"Mesjid merupakan tempat ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan menguatkan ukuwah Ismaliyah," katanya.
Ia juga menilai isu politik yang diangkat ke permukaan menjelang Pemilu, seharusnya berkenaan dengan apa yang menjadi masalah persoalan di tengah masyarakat saat ini dan bukan dengan kampanye hitam, fitnah, dan berita bohong (hoax).
Ia juga mengimbau kepada seluruh elemen masyarakat untuk mendukung gerakan mengembalikan masjid sebagai pusat kegiatan keagamaan dan sebagai tempat ibadah menebar kebaikan dan tempat penyampaian ajaran Islam.
"Keharmonisan hubungan antar umat Islam harus tetap terjaga meski berbeda pandangan dalam sebuah pilihan politik," katanya.
Beberapa isi deklarasi menolak politisasi mesjid antara lain, "Kami Tamkir Majid Al Barkah dan GMMI menolak keras masjid dijadikan alat untuk berpolitik praktis, menolak
segala bentuk kebohongan atau hoax dan melakukan aksi bersih-bersih dari berita, fitnah, caci-maki, hasut, dan bentuk ujaran kebencian lainnya.
Deklarasi itu juga mendorong para takmir masjid di seluruh Indonesia, untuk melakukan revitalisasi peran dan fungsi masjid sebagai pusat pelayanan jamaah, sebagai
wujud partisipasi aktif memakmuran masyarakat Indonesia.
Baca juga: MUI DIY soal kampanye dan mesjid
Baca juga: Seribuan spanduk tolak kampanye politik di tempat ibadah Jakbar terpasang
Baca juga: BPPMI: Jangan ceramah berbau politik di masjid
"Masa kampanye pemilihan presiden dan wakil presiden serta pemilihan anggota legislatif tahun 2019 ini, rumah ibadah sebagai salah satu tempat yang paling rawan untuk dipolitisasi oleh oknum-oknum tak bertanggung jawab," kata M Yuda Pratama, Ketua GMII (Generasi Muda Muslim Indonesia) dalam keterangan tertulis, Rabu.
Ia menilai, masjid harus dijaga jangan sampai menjadi tempat kegiatan politik praktis, penyebaran hoax dan radikalisme, yang semuanya bisa mengancam ukuwah Islamiyah.
"Alhamdulillah bisa dilaksanakan acara istighotsah menolak politisasi mesjid, hoax dan radikalisme. Bahkan Warga masjid Al Barkah Krukut Taman Sari juga mendukung deklarasi itu," ungkapnya.
Ia prihatin, berita hoax semakin bertebaran khususnya di media sosial yang bisa membuat umat Islam terprovokasi dan menimbulkan perpecahan umat.
Sementara itu, tokoh masyarakat KH Imrom Rosadi juga mengatakan, berpolitik adalah hal yang wajar dalam masyarakat di negara demokrasi, namun jangan sampai kegiatan politik praktis berupa dukungan pada salah satu parpol, caleg dan capres dilakukan di masjid karena tidak semua jamaah mesjid mempunyai pandangan yang sama.
"Mesjid merupakan tempat ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan menguatkan ukuwah Ismaliyah," katanya.
Ia juga menilai isu politik yang diangkat ke permukaan menjelang Pemilu, seharusnya berkenaan dengan apa yang menjadi masalah persoalan di tengah masyarakat saat ini dan bukan dengan kampanye hitam, fitnah, dan berita bohong (hoax).
Ia juga mengimbau kepada seluruh elemen masyarakat untuk mendukung gerakan mengembalikan masjid sebagai pusat kegiatan keagamaan dan sebagai tempat ibadah menebar kebaikan dan tempat penyampaian ajaran Islam.
"Keharmonisan hubungan antar umat Islam harus tetap terjaga meski berbeda pandangan dalam sebuah pilihan politik," katanya.
Beberapa isi deklarasi menolak politisasi mesjid antara lain, "Kami Tamkir Majid Al Barkah dan GMMI menolak keras masjid dijadikan alat untuk berpolitik praktis, menolak
segala bentuk kebohongan atau hoax dan melakukan aksi bersih-bersih dari berita, fitnah, caci-maki, hasut, dan bentuk ujaran kebencian lainnya.
Deklarasi itu juga mendorong para takmir masjid di seluruh Indonesia, untuk melakukan revitalisasi peran dan fungsi masjid sebagai pusat pelayanan jamaah, sebagai
wujud partisipasi aktif memakmuran masyarakat Indonesia.
Baca juga: MUI DIY soal kampanye dan mesjid
Baca juga: Seribuan spanduk tolak kampanye politik di tempat ibadah Jakbar terpasang
Baca juga: BPPMI: Jangan ceramah berbau politik di masjid
Pewarta: Budi Santoso
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019