Kita hendaknya bisa lebih mengendalikan diri untuk membangun semangat umat Islam. Tidak perlu terlalu menonjolkan bendera-bendera
Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia Prof Didin Hafidhuddin meminta umat Islam untuk mengendalikan diri terkait pembakaran bendera berkalimat tauhid oleh Barisan Ansor Serba Guna (Banser) yang mereka yakini sebagai bendera Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).

"Kita hendaknya bisa lebih mengendalikan diri untuk membangun semangat umat Islam. Tidak perlu terlalu menonjolkan bendera-bendera," kata Didin di Jakarta, Rabu.

Didin mengatakan bendera-bendera yang kira-kira akan menimbulkan masalah lebih baik tidak dimunculkan. Kalimat tauhid cukup diyakini dan diucapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut Didin, umat Islam sudah dewasa dalam berbangsa dan bernegara. Karena itu, hal-hal yang berpeluang menimbulkan kegaduhan sebaiknya dihindari.

"Karena kami khawatir itu akan dimanfaatkan untuk melakukan politik adu domba, politik pecah belah," tuturnya.

Tentang sebagian kelompok yang akan melakukan aksi terkait pembakaran bendera, Didin mengimbau tidak usah meneruskan aksinya. Lebih baik masing-masing pihak melakukan introspeksi dan memahami letak kesalahan masing-masing.

"Kita semua tidak ingin kegaduhan ini berulang-ulang menghabiskan energi. Saya kira sudah selesai, sudah ditangani oleh polisi," katanya. ***4*** (T.D018)

Baca juga: Ajakan menteri agama agar semua menahan diri terkait pembakaran bendera

Baca juga: MUI hargai permohonan maaf pembakar bendera HTI

Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2018