Ankara/Doha (ANTARA News) - Turki menggelarkan tentaranya ke Qatar, Rabu waktu setempat, dan bersumpah akan memberikan pasokan pangan dan air bersih ke negara Arab Teluk yang tengah berselisih berat dengan tetangga-tetangganya di Timur Tengah.
Dalam perselisihan paling tajam di antara dunia Arab dalam beberapa dekade terakhir, Arab Saudi, Mesir, Uni Emirat Arab dan Bahrain memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar, Senin lalu, dan kemudian menutup ruang udara mereka dari penerbangan komersial, karena menganggap Qatar telah mendanai kelompok-kelompok militan. Qatar sudah tentu membantah keras tudingan itu.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah menyatakan pengucilan Qatar tidak akan menyelesaikan masalah apa pun. Erdogan, yang sejak lama berusaha menjadi power broker di Timur Tengah, menyatakan Ankara akan melakukan apa saja dengan kekuatan yang dimilikinya demi membantu mengakhiri krisis diplomatik regional itu.
Partai pimpinan Erdogan dan kubu oposisi sama-sama pendukung setia RUU yang memungkinkan tentara Turki digelarkan di pangkalan Turki di Qatar, namun oposisi utama CHP menilai waktunya kurang tepat.
Turki menjalin hubungan baik dengan Qatar dan juga negara-negara Arab Teluk yang menjadi tetangga Qatar.
Turki dan Qatar sama-sama mendukung Ikhwanul Muslimin di Mesir dan sama-sama mendukung pihak pemberontak yang berusaha menggulingkan Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Parlemen Turki juga mendukung sebuah kesepakatan antara kedua negara mengenai kerjasama pelatihan militer. Kedua RUU dirancang sebelum krisis diplomatik itu meletus.
Sementara itu, lembaga eksportir utama Turki menyatakan siap memenuhi permintaan pasokan makanan dan air dari Qatar, setelah seorang pejabat Qatar menyatakan negaranya sudah berbicara dengan Turki dan Iran untuk memastikan gangguan perdagangan tidak menciptakan kelangkaan.
Para eksportir gandum menyatakan Qatar membutuhkan segera pasokan tepung.
"Qatar baru-baru ini membeli sekitar 20.000 ton tepung Rusia yang menurut perkiraan saya sudah sampai beberapa hari terakhir atau akan tiba beberapa hari mendatang," kata seorang pengusaha gandum Eropa.
Presiden kamar dagang dan industri Qatar sudah menyatakan negaranya memiliki cadangan makanan yang cukup untuk satu tahun ke depan.
"Tak akan ada kelangkaan pangan dan produk lain, mengingat 95 persen impor Qatar datang dari udara dan laut," kata Sheikh Khalifa bin Jassim al-Thani, presiden Kadin Qatar.
Turki membangun pangkalan militer di Qatar sebagai bagian dari perjanjian yang ditandatangani pada 2014. Pada 2016, Ahmet Davutoglu, yang kemudian menjadi perdana menteri Turki, mengunjungi pangkalan di mana 150 personel sudah digelarkan di situ.
Dalam wawancara dengan Reuters pada akhir 2015, Ahmet Demirok, duta besar Turki untuk Qatar saat itu, mengungkapkan 3.000 serdadu angkatan darat akhirnya akan digelarkan di pangkalan itu, terutama dalam kerangka latihan militer bersama, demikian Reuters.
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017