Kuala Pembuang, Kalteng, (ANTARA News) - Puluhan warga eks anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) di Kalimantan Barat pindah ke Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah akibat penolakan dan pengusiran oleh masyarakat di tempat asalnya.
Camat Seruyan Hulu, Didi Darmaji, Selasa, mengatakan, ada sekitar 10 kepala keluarga dengan jumlah 48 orang eks Gafatar yang datang ke Desa Tumbang Sapan, Kecamatan Seruyan Hulu yang daerahnya memang berbatasan langsung dengan Kalimantan Barat (Kalbar).
"Mereka datang melalui Kabupaten Melawi, Kalbar, ke Seruyan untuk mencari perlindungan," katanya.
Ia mengatakan, sebenarnya warga eks Gafatar yang terdiri dari 26 orang laki-laki dan 22 orang perempuan, 22 di antaranya merupakan anak-anak sudah masuk ke Seruyan sejak 12 Januari lalu.
"Mereka ditampung di lima buah rumah milik warga desa setempat, namun untuk makan mereka sediakan sendiri," katanya.
Sementara, Kepala Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpolinmas) Seruyan Tunjarsyah mengatakan, pihak pemerintah beserta aparat keamanan akan turun ke lapangan untuk mendata langsung eks Gafatar yang ada di Seruyan.
"Eks Gafatar ini masih dalam pengawasan, dan sudah kita minta untuk mentaati aturan yang ada, selain itu dalam waktu dekat kita juga akan turun ke lapangan untuk mendata eks Gafatar tersebut," katanya.
Ia menambahkan, kedatangan eks Gafatar juga mendapat penolakan dari warga setempat, mereka meminta agar Pemerintah Kabupaten Seruyan untuk segera mengembalikan para eks Gafatar tersebut ke tempat asalnya.
"Namun kita mengimbau kepada warga untuk bersabar, karena saat ini kita masih terus berkoordinasi dengan pihak terkait, termasuk dengan Pemerintah Provinsi untuk mencari jalan keluar bagi eks Gafatar," katanya.
Pewarta: Fahrian Adriannoor
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016